Selasa, 28 September 2010

fisiologi

VENTILASI PARU


PENDAHULUAN
Ventilasi adalah proses masuk dan keluarnya udara dari dalam paru. Difusi adalah peristiwa pertukaran gas antara alveolus dan pembuluh darah, sedangkan perfusi adalah distribusi darah yang sudah teroksigenisasi. Gangguan ventilasi terdiri atas gangguan restriksi yaitu gangguan pengembangan paru serta gangguan obstruksi berupa perlambatan aliran udara di saluran napas. Parameter yang sering dipakai untuk melihat gangguan restriksi adalah kapasitas vital (KV). Sedangkan untuk gangguan obstruksi digunakan parameter volume ekspirasi paksa detik pertama (VEPI), rasio volume ekspirasi paksa detik pertama terhadap kapasitas vital paksa (VEPI/KVP), anus puncak ekspirasi (APE) dan flow volume curve (7,8) Alat spirometer dapat dipakai untuk mengukur berbagai parameter ventilasi paru. Adanya gangguan restriksi, obstruksi maupun bentuk campuran dapat ditentukan dari hasil pemeriksaan spirometri (7,8)
Tujuan pernapasan Untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang karbondioksida Empat peristiwa fungsional utama Ventilasi paru
Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah Transpor oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel
Pengaturan ventilasi dan hal-hal lain dari pernapasan Pengembangan paru Diagfragma bergerak turun naik untuk memperbesar atau memperkecil rongga paru Depresi dan elevasi tulang iga untuk memperbesar atau memperkecil diameter anteroposterior rongga dada Otot Pernapasan Interkostalis eksterna. Sternokleidomastoideus, mengangkat sternum keatas Seratus anterior, mengangkat sebagian besar iga Skalenus, mengangkat dua iga pertama Otot yang menarik rangka iga kebawah selama ekspirasi Rektus abdominis Interkostalis Internus
Tekanan Pleura Adalah tekanan cairan dalam ruang sempit antara pleura paru dan pleura dinding dada. Tekanan pleura normal pada saat dimulainya inspirasi adalah -5 sentimeter air, kemudian selama inspirasi, pengembangan rangka dada akan menciptakan tekanan yang sedikit lebih negatif yaitu – 7,5.Tekanan Alveolus Adalah tekanan dibagian dalam alveoli paru Saat glotis terbuka,dan tidak ada udara yang masuk dan keluar, tekanan pada jalan napas 0.
A. INSPIRASI




B. EKSPIRASI



Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.


Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.


Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut.

1. Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
2. Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.



Spirometri Adalah metode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru dengan mencatat volume paru yang masuk dan keluar paru-paru.Volume paru Volume alun napas (Tidal), Volume udara yang di inspirasi atau diekspirasi sekali bernapas normal, besarnya rata-rata 500 ml pada rata-rata orang dewasa muda.Volume cadangan inspirasi, volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas volume alun napas normal, dan biasanya mencapai 3000 ml.Volume cadangan ekspirasi, jumlah udara ekstra yang dapat di ekspirasi oleh ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi alun napas normal,jumlah normalnya adalah sekitar 1100 ml Volume residual, volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat, volume ini besarnya kira-kira 1200 ml Kapasitas paru Kapasitas inspirasi sama dengan volume alun napas ditambah volume cadangan inspirasi,ini adalah jumlah udara (kira-kira 3500 ml) yang dapat dihirup oleh seseorang. Kapasitas residual fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu, ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam pada pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 m) Kapasitas Vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume alun napas dan volume cadangan ekspirasi, kira-kira sekitar 4600 ml. Kapasitas paru total adalah volume maksimum di mana paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa (kira-kira 5800 ml), jumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah volume residu Adalah jumlah total udara baru yang masuk kedalam saluran pernapasan tiap menit, dan ini sesuai dengan volume alun napas dikalikan dengan frekwensi pernapasan.

MEKANISME OBSTRUKSI SALURAN NAPAS AKIBAT GAS BUANG

Sulfur dioksida, nitrogen dioksida dan partikulat yang masuk ke dalam saluran napas akan bereaksi dengan air yang terdapat di saluran napas atas dan bawah membentuk H2 SO4 dan HNO3 SO2 lebih mudah larut sehingga efeknya terjadi pada saluran napas bagian alas, zat NO2 lebih sukar larut dalam air, sehingga efek yang ditimbulkannya tKtama terjadi di saluran napas bagian bawah. Asam sulfat dan asam nitrat yang terjadi merupakan iritan yang sangat kuat. Zat ini menyebabkan
gangguan imunitas humoral, fungsi sekresi makus, peningkatan sel polimorfonuklear dan kerusakan silia
Iritasi akibat gas buang dapat bersifat akut dan kronik. Kelainan yang terjadi akibat efek iritasi zat dalam gas buang ditentukan oleh faktor-faktor berikut :
a) struktur kimia
b) konsentrasi dalam udara
c) lamanya kontak
d) daya larut dalam air
Zat yang mudah larut dalam air umumnya mempunyai efek iritasi pada saluran napas bagian alas sedangkan yang mempunyai daya larut rendah atau tidak larut akan mengiritasi saluran napas bagian bawah. Efek iritasi yang akut terjadi karena
rangsangan pada reseptor dan menimbulkan rasa sakit sehingga terjadi refleks penghambatan pernapasan yaitu penyempitan bronkus dan refleks batuk. Pada paru dapat terjadi edema paru karena perubahan permeabilitas kapiler, peningkatan tekanan
pada pembuluh darah paru, menyebabkan eksresi cairan transudat yang kemudian memudahkan timbulnya infeksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar