Selasa, 28 September 2010

parasitologi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Paragonimiasis adalah penyakit yang paling menonjol di Asia dan Amerika Selatan. Penyakit tersebut ditemukan dari dua harimau Bengal yang meninggal di kebun binatang di Eropa pada tahun 1878. Beberapa tahun kemudian, infeksi pada manusia.

1.2 TUJUAN


1. Memenuhi tugas Parasitologi
2. Agar pembaca dapat mengerti dan tahu mengenai Trematoda paru meliputi: hoses,sejarah,distribusi geografis,epindemologi.
3. Agar pembaca bisa mencegah paragonimiasis.















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah penemuan

Menurut Sejarah Manusia Parasitologi oleh FEG Cox Departemen Penyakit Infeksi dan Tropis di London School of Hygiene dan Ilmu Kedokteran Tropis, westermani P. ditemukan di paru-paru manusia dengan Ringer pada tahun 1879 dan telur dalam dahak diakui secara independen oleh Manson dan Erwin von Baelz pada tahun 1880.Manson mengusulkan bekicot sebagai tuan rumah menengah, dan berbagai pekerja Jepang rinci seluruh siklus hidup dalam siput antara 1916 dan 1922. Nama spesies P westermani itu. dinamai zookeeper, Mr P. Westermani, yang mencatat trematode dalam harimau Bengal di Zoo Amsterdam.

2.2 Hospes dan penyakit
• Hospes definitif:
-Manusia
-kucing
-Anjing
-Srigala
-dll.
• Hospes perantara:
-Udang
-Ikan
-Keong
-DLL
• Penyakit:
paragonimiasis

2.3 Distribusi Geografik

Cacing ini ditemukan di RRC, Taiwan, Jepang, Korea, Filipina, Thailand, India, Malaysia, Afrika, Amerika Latin dan Vietnam. Di Indonesia ditemukan asli pada binatang, sedangkan pada manusia hanya paad kasus impor saja.


2.4Morfologi

Cacing daun adalah cacing yang termasuk kelas Trematoda filum Platyhelmintes dan hidup sebagai parasit.Pada umumnya cacing ini bersifat hermafrodit kecuali cacing Schistosoma. Spesies yang merupakan parasit pada manusia termasuk subkelas Digenea, yang hidup sebagai endoparasit.Paragonimus westermani
Ukuran, bentuk, dan warna menyerupai biji kopi ketika hidup. cacing dewasa adalah sebesar 7,5 mm sampai 12 mm dan 4 mm sampai 6 mm lebar. ketebalan berkisar dari 3,5 mm sampai 5 mm. Kulit cacing (kulit) adalah sangat ditutupi dengan duri scalelike.Batil isap mulut hampir sama besar batil isap perut.Ovarium terletak di belakang batil isap perut.
• Telur: telur westermani Paragonimus rentang 80-120 μm panjang dengan 45-70 μm lebar. Mereka adalah kuning-cokelat, bujur telur atau memanjang, dengan tempurung tebal, dan sering asimetris dengan salah satu ujung agak pipih. Pada akhir besar, operkulum ini jelas terlihat. Kebalikan akhirnya adalah menebal. Telur yang unembryonated ketika lulus dalam dahak.

2.5 Patologi

Karena cacing dewasaberada dalam kista di paru-paru, maka gejala dimulai dengan batuk kering yang lama kelamaan menjadi batuk darah.Keadaan ini disebut endemiknhemoptyosis.Cacing dewasa juga dapat berimigran ke alat-alat lain dan menimbulkan abses pada alat-alat tersebut antara lain : hati,limpa,usus,otot,otak,dll.
2.6 Daur hidup

Telur yang lulus dalam dahak dari seorang manusia maupun. Dua minggu kemudian menjadi matang,lalu menetas miracidium mencari tuan rumah pertama yang menembus antara yang (siput). Dalam bentuk siput ibu sporocyst dan menghasilkan banyak rediae ibu, yang kemudian menghasilkan banyak rediae putri yang ditumpahkan serkaria merangkak ke dalam air segar. Serkaria merangkak menembus kepiting air tawar dan ketam, lalu ia membentuk metaserkaria di dalam tubuhnya. Manusia atau kucing lalu memakan kepiting mentah yang terinfeksi. Setelah makan, metacerciaria menjadi cacing dewasa muda di duodenum. Cacing dewasa muda berimigrasi menembus dinding usus, diafragma dan paru-paru.Jaringan hospes mengadakan reaksi jaringan sehinga cacing dewasa terbungkus dalam kista,biasanyaditemukan 2 ekor di dalamnya.

2.7 Diagnosis dan pengobatan

Cara untuk mendiagnosa infeksi parasit ini adalah dengan melihat dahak dan menemukan telur. Kadang-kadang telur ditemukan dalam tinja. Metode ini adalah salah didiagnosis dengan mudah, karena infeksi paru-paru terlihat seperti tuberkulosis, pneumonia, atau spirochaetosis. Biopsi paru-paru juga dapat digunakan untuk mendiagnosis parasit ini. Sebuah uji yang mendeteksi antigen cacing dengan antibodi monoklonal juga dapat digunakan untuk diagnosis. Obat pilihan prazikuantel dan bitiniol.

2.8 Epidemiologi

Asia Tenggara lebih didominasi lebih banyak terinfeksi karena gaya hidup. makanan laut mentah sangat populer di negara-negara. Kepiting kolektor string baku kepiting bersama-sama dan membawa mereka mil darat untuk menjual di pasar Taiwan. Kepiting ini mentah ini kemudian direndam atau acar dalam cuka atau anggur untuk membekukannya. Proses memasak tidak membunuh metaserkaria itu, akibatnya menginfeksi host.westermani Paragonimus didistribusikan di Asia Tenggara dan Jepang. spesies lainnya Paragonimus yang umum di bagian Asia, Afrika dan Amerika Selatan dan Tengah. P. Westermani telah semakin diakui di Amerika Serikat selama 15 tahun terakhir karena peningkatan imigran dari daerah-daerah endemik seperti Asia Tenggara. Diperkirakan menginfeksi 22 juta orang di seluruh dunia.
































BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan:
Munculnya penyakit PARAGONIMIASIS ini terjadi dengan infeksi makan ikan,keong,kepiting yang mengandung metaserkaria yang di masak kurang matang.ekskistasinya terjadi di pencernakan. Kemudian menembus diafragma dan masuk dalam organ paru.

3.2 Saran:
Di dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, baik dari segi bahasa, kata-kata, maupun penjelasan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,yang sifatnya membangun dan dapat dijadikan bahan untuk lebih baik dari sebelumnya.





























DAFTAR PUSTAKA


Littlewood, D T J; R. A. Bray (7 December 2000). "The Digenea". Interrelationships of the Platyhelminthes. Systematics Association Special Volume. 60 (1 ed.). CRC. pp. 168–185. ISBN 978-0748409037.
Poulin, Robert; Serge Morand (7 January 2005). Parasite Biodiversity. Smithsonian. pp. 216. ISBN 978-1588341709.
Barnes, Robert D. (1982). Invertebrate Zoology. Philadelphia, PA: Holt-Saunders International. pp. 230–235. ISBN 0-03-056747-5

G.srisasi.Prof.dr.2004. Parasitologi kedoktran.jakarta:FKUI.ISBN 979-496-043-8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar