Minggu, 16 Mei 2010

anatomi sistem syaraf

SISTEM SYARAF
Susunan saraf manusia merupakan bagian tubuh yang paling kompleks dan dibentuk oleh lebih dari 100 juta sel saraf (neuron), dan didukung oleh sel-sel glia yang jumlahnya lebih banyak. Rata-rata setiap neuron memiliki sekurang-kurangnya seribu hubungan dengan neuron lain, membentuk suatu system komunikasi yang kompleks.
Neuron mengadakan komunikasi yang cepat antara kelompok-kelompok sel yang diatur secara serial, sehingga memungkinkan penghantaran informasi yang cepat melewati jarak yang jauh.
Jaringan saraf tersebar di seluruh tubuh berupa jalinan komunikasi terpadu. Secara anatomis, susunan saraf dibagi dalam susunan saraf pusatyang terdiri atas otak dan medulla spinalis; dan susunan saraf tepi yang terdiri atas serat saraf dan kumpulan kecil sel-sel saraf yang disebut ganglion saraf.
Secara struktural, jaringan saraf terdiri atas dua golongan sel: sel saraf, atau neuron, yang biasanya memiliki juluran-juluran panjang; dan beberapa jenis sel glia, yang memiliki juluran-juluran pendek, yang menunjang dan melindungi neuron dan berperan serta dalam aktivitas neural, nutrisi neural, dan proses pertahanan dari susunan saraf pusat.
Neuron berespon terhadap perubahan (stimulus) lingkungan dengan mengubah perbedaan potensial yang ada antara permukaan luar dan dalam dari membrane. Sel-sel dengan sifat ini (mis. Neuron, sel otot, beberapa sel kelenjar) disebut dapat dirangsang (excitable) atau dapat diganggu (irritable). Neuron segera bereaksi terhadap stimulus dan modifikasi potensial listrik dapat terbatas pada tempat yang mnerima stimulus atau dapat disebarkan ke seluruh bagian neuron oleh membrane. Penyebaran ini disebut potensial aksi atau implus saraf, mampu melintasi jarak yang jauh; implus saraf meneruskan informasi ke neuron lain,otot dan kelenjar.
NEURON
Sel saraf, atau neuron, adalah satuan anatomis dan fungsional independent dengan ciri morfologis majemuk. Mereka berperan pada penerimaan, penghantaran dan pemrosesan rangsang; pencetus aktivitas sel tertentu; dan pelepas neurotransmitter dan molekul-molekul penyampai informasi lainnya.
Sebuah neuron mempunyai badan sel (cell body) atau perikarion, yang relative besar yang mengandung nucleus dan berbagai ragam organel seluler lainnya. Merupakan pusat trofik untuk seluruh sel saraf dan juga peka terhadap rangsang.Neuron memiliki penjuluran mirip serat yang disebut prosesus, sehingga sel mampu mencapai jarak yang jauh untukmenghantarkan pesan. Ada dua jenis penjuluran neural yang umum: dendrit, yang merupakan juluran-juluran panjang dikhususkan untuk menerima stimulus dari lingkungan, dari sel apitelial sensoris, atau dari neuron lain dan kemudian mengirimkan sinyal dari ujungnya ke seluruh bagian lain neuron; dan akson, yang merupakan juluran tunggal yang dikhususkan untuk membangkitkan atau menghantar implus saraf ke sel lain melalui ujung neuron. Akson juga dapat menerima informasi dari neuron lain; informasi ini terutama mengubah penghantaran potensial aksi ke neurom lain . Bagian distal akson umumnya bercabang dan membentuk cabang-cabang terminal. Setiap cabang ini berakhir pada sel berikutnya berupa pelebaranyang disebut pentol akhir (bouton), yang membentuk struktur yang disebut sinaps. Sinaps meneruskan informasi kepada sel berikut dalam sirkuit.
Neuron dan julurannya mempunyai bentuk dan ukuran yang sangat berfariasi. Berdasarkan ukuran dan bentuk julurannya neuron dapat dibagi menjadi: neuron multipolar, yang memiliki lebih dari 2 juluran, satu adalah akson dan lainnya adalah dendrite; neuron bipolar, dengan satu akson dan satu dendrite; dan neuron pseudounipolar, yang memiliki satu juluran dekat perikarion yang bercabang menjadi 2 cabang. Juluran itu berbentuk huruf T, dengan satu cabang meluas ke ujung perifer dan satu lagi kea rah susunan saraf pusat (gambar). Padaneuron pseudounipolar, rangsangan yang diambil oleh dendrit labgsung menuju akson terminal tanpa melewati perikarion.
Hamper semua neuron dalam tubuh adalah multipolar. Neuron bipolar ditemukan dalam ganglion koklearis dan vestibularis selain dalam retina dan mukosa olfaktorius. Neuron pseudounipolar terdapat dalam ganglion spinal, yang merupakan ganglion sensoris dalam akar dorsal nervus spinalis; mereka juga ditemukan dalam hampir semua ganglion cranial.
Neuron dapat pula digolongkan berdasarkan peran fungsionalnya. Neuron motoris (eferen) mengendalikan organ efektor seperti seret otot dan kelenjar eksokrin dan endokrin. Neuron sensoris (aferen) terlibat daam penerimaan stimulus sensoris dari lingkungan dan dari dalam tubuh. Interneuron mengadakan hubungan sesame neuron, membentuk rantai atau sirkuit fungsional kompleks (seperti pada retina).
Dalam susunan saraf pusat, badan sel-sel saraf hanya terdapat dalam substansi kelabu. Substansi putih mengandung juluran-juluranneuron tanpa perikarion. Dalam susunan saraf tepi ditemukan perikarion dalam ganglion dan dalam beberapa daerah sensoris (misalnya mukosa olfaktoris).
Badan Sel atau Perikarion
Perikarion adalah bagian neuron yang mengandung inti dan sitoplasma di sekelilingnya, tidak termasuk juluran-juluran sel. Ia terutama merupakan pusat trofik, ia juga memiliki kemampuan reseptif. Perikarion kebanyakanneuron menerima sejumlah besar ujung saraf yang membawa stimulus pembangkit atau penghambat yang timbul dalam sel-sel saraf lain.
Sel saraf pada umumnya memiliki inti yang bulat, amat besar, eukromatik (pucat) dengan anak inti yang jelas. Sel saraf binukleus tampak pada ganglion simpatis dan sensoris. Kromatinnya halus merata, hal ini mencerminkan aktivitas sel-selnya yang besar.
Perikarion banyak mengandung reticulum endoplasma kasar yang berkembang baik, tersusun berupa argegat dari sisterna parallel. Dalam sitoplasma diantara sisterna terdapat banyak poliribosom, hal ini memberi kesan bahwa sel-sel ini membuat protein structural dan protein untuk ditransport. Keduanya tampak sebagai daerah bergranul basofilikyang disebut badan nissl. Jumlah badan nissl berfariasi sesuai jenis neuron dan keadaan fungsinya. Banyak terdapat terutama dalam sel saraf besar seperti neuron motoris. Kompleks golgi hanya terdapat pada perikarion dan terdiri atas deretan sisterna licin dan parallel di sekitar tepian inti. Di dalam neuron juga terdapat mitokondria, terutama banyak terdapat dalam terminal akson.
Neurofilamen (filament menengah dengan garis tengah 10 nm), banyak terdapat dalam perikarion dan juluran sel.
Dendrit dan Akson
Dendrit (Yn. Dendron, pohon) biasanya pendek dan bercabang-cabang seperti pohon. Kebanyakan sel saraf memiliki banyak dendrite, yang sangat memperluas daerah reseptif sel. Percabangan dendrite memungkinkan sebuah neuron untuk menerima dan memadukan sejumlah besar terminal akson dari sel-sel saraf lain.
Komposisi sitoplasma dendrit serupa dengan yang terdapat pada perikarion. Bedanya, pada dendrit tidak ditemukan kompleks golgi.
Neuron pada umumnya hanya memiliki satu akson, beberapa bahkan tidak memiliki akson, hanya sedikit. Akson adalah juluran silindris dengan panjang dan garis tengah bervariasi sesuai jenis neuronnya. Akson umumnya sangat panjang. Semua akson bermula dari daerah berbentuk pyramidyang disebut akson hilok yang keluar dari perikarion. Membrane plasma akson disebut aksolema (Yn. Akson+elema, selubung), yang berisi aksoplasma.
Pergerakan Molekuler
Di sepanjang akson terdapat transport dua arah molekul kecil dan besar. Transport tersebut yaitu:
a. Aliran Anteregrad
Makromolekul dan organel-organel disintesis pada perikarion dan ditransport secara berkesinambungan di sepanjang akson sampai bagian terminal.
Aliran ini terdapat dalam tiga kecepatan yang berbeda. Aliran lambat (beberapa mm per hari) mentranspor protein dan mikrofilamen. Aliran sedang mentransport mitokondria, dan aliran cepat (100 kali lebih cepat) mentransport bahan-bahanyang terkandung dalam vesikel yang diperlukan pada terminal akson selama transmisi neuron.
b. Aliran Retrograd
Secara simultan, aliran yang mentransport sejumlah molekul, termasuk materi yang diambil lewat endositosis (termasuk virus-virus dan toksin), berlangsung dalam arah yang berlawanan.
Protein yang berhubungan dengan aliran akson yaitu dynein, suatu protein dengan aktivitas ATPase yang berada dalam mikrotubul (berhubungan dengan aliran retrograd); dan kinesin, suatu mikrotubul yang diaktifkan oleh ATPase, yang bila berkontak dengan vesikel dapat meningkatkan aliran anterograd dalam akson.
Hubungan Sinaps
Sinaps berasal dari bahasa Yunani synapsis yang artinya penyatuan adalah tempat neuron-neuron saling berkontak atau antara neuron dan sel efektor lainnya (otot dan sel kelenjar). Sinaps sangat berperan pada penghantaran satu arah dari implus saraf. Hampir semua sinaps menghantarkan implus lewat pelepasan neurotransmitter pada terminal akson, berupa substansi kimiawi yang menginduksi perpindahan implus saraf ke neuron lainnya atau ke sebelah sel efektor. Sinaps dibentuk oleh suatu terminal akson (terminal prasinaps) yang menghantarkan implus, bagian lain tempat implus baru dibentuk (terminal pascasinaps) dan suatu celah sempit intraseluler yang disebut celah sinaps (gambar).
Sinaps berdasarkan perhubungannya dapat dibedakan menjadi: sinaps aksosomatik, bila akson membentuk sinaps dengan sel tubuh; aksodendritik, bila akson membentuk sinaps dengan dendrite; aksoaksonik, bila akson membentuk sinaps dengan sesama akson (gambar).
Sinaps terdiri atas dua jenis: Sinaps listrik dan sinaps kimiawi
Sinaps Listrik
Sinaps listrik memungkinkan potensial aksi merambat secara langsung dari sel presinaps ke sel pascasinaps. Sel-sel itu dihubungkan oleh persambungan longgar, yaitu saluran antar sel yang mengalirkan ion potensial aksi lokal agar mengalir antar neuron. Hal ini memungkinkan implus merambat dari satu neuron ke neuron lain tanpa penundaan dan tanpa kehilangan kekuatan sinyal. Senapsis listrik dalam SSP vertebrata menyelaraskan aktivitas neuron yang bertanggung jawab atas semua pergerakan yang cepat dan has
Sinaps Kimiawi
Pada sinaps kimiawi, sebuah ce;ah sempit, celah sinaptik (synaptic cleft), memisahkan sel prasinaptik dari sel pascasinaptik. Adanya celah tersebut menyebabkan sel-sel tidak dapat dikopel secara elektrik, dan potensial aksi yang terjadi pada sel prasinaptik tidak dapat dirambatkan secara langsung ke membran sel pascasinaptk. Karnanya, maka terjadilah suatu rangkaian kejadian yang mengubah sinyal listrik potensial aksi yang tiba di terminal sinaptik menjadi sinyak kimiawi yang mengalir melewati sinapsis, kemudian sinyal kimiawi tersebut diubah kembali menjadi sinyal listrik pada sel pascasinaptik.
Hampir semua sinaps merupakan sinaps kimiawi dan menghantarkan implus saraf melalui neurotransmitter. Sangat sedikit sinaps menghantarkan implus melalui hubungan celah (gap junction) yang melewati membrane pre- dan pasca sinaps, sinaps listrik, ion-ion melewati hubungan celah dengan bebas dan menghantarkan implus saraf secara langsung.
Sinaps memiliki struktur yang kaku, hal ini disebabkan karena membran plasma pada daerah pre- dan pasca sinaps diperkuat dan tmpak lebih tebal dari membrane yang berdekatan dengan sinaps. Pada beberapa keadaan membrane pre- dan pasca sinaps diikat oleh jembatan pada tempat sinaps. Terminal prasinaps selalu mengandung vesikel-vesikel sinaps dan banyak mitokondria. Mitokondria berfungsi menyediakan energi untuk aktivitas sinaps. Vesikel mengandung neurotransmitter.
SEL-SEL PENDUKUNG (GLIA)
Sel-sel glia memegang peranan sangat penting dalam menunjang neuron. Sel ini sangat penting bagi integritas struktur system saraf dan bagi fungsi normal neuron. Jumlahnya melebihi neuron mulai dari sepuluh kali sampai lima puluh kali lebih banyak daripada neuron. Sel-sel glia mengelilingi perikarion, akson dan dendrite, selain itu mereka huga terdapat pada ruang interseluler. Sel-sel glia menyediakan lingkungan mikro yang sesuai untuk aktivitas neuron.
Sel-sel glia dapat digolongkan menurut asal dan fungsinya antara lain:
Oligodendrosit
Oligodendrosit (oligos, kecil + dendron + kytos, sel) menghasilkan selubung myelin yang membentuk penyekat listrik dari neuron pada susunan saraf pusat (gambar). Sel-sel ini memiliki sedikit juluran yang membungkus akson, membentuk suatu selubung myelin.
Sel Schwan
Memiliki fungsi yang sama seperti oligodendrosir namun ia berlokasi di sekitar akson pada susunan saraf perifer. Suatu sel scgwan membentuk myelin di sekeliling satu akson, hal ini berbeda dengan oligodendrosit yang dapat bercabang dan melayani lebih dari satu neuron dan julurannya (9.23). Jadi oligodendrosit (dalam SSP) dan sel schwan (dalam SST) membentuk selubung myelin yang menginsulasi daerah sekitar akson.
Neuron akan dibungkus myelin dalam sistemsaraf yang sedang berkembang ketika sel schwan atau oligodendrosit tumbuh di sekitar akson sedemikian rupa sehingga membrane plasmanya membentuk lapisan kosentris (melilit). Membrane itu sebagian besar disusun oleh lipid, yang merupakan konduktor arus listrik yang buruk. Dengan demikian selubung myelin memberikan insulasi listrik pada akson, analog dengan insulasi plastic yang membungkus kabel tembaga.
Astrosit
Astrosit (astron, bintang + kytos) merupakan sel dengan bentuk seperti bintang kerena memiliki juluran yang memancar. Sel ini mempunyai banyak filament yang terbuat dari protein asam fibriler glia yang memperkuat strukturnya. Astrosit mengikat neuron pada kapiler dan pada pia meter (jaringan ikat tipis yang membungkus SSP). Astrosit dengan beberapa juluran panjang disebut astrosit fibrosa dan berlokasi di substansia putih (white metter), dan astrosit protoplasmatis, dengan banyak cabang-cabang pendek ditemukan dalam substansi kelabu (9.13)
Astrosit berpartisipasi dalam pengendalian lingkungan ionic dan kimiawi neuron. Astrosit juga memegang peranan dalam pengendalian banyak fungsi SSP. Disamping itu astrosit dapat mempengaruhi kelangsungan hidup neuron dan aktivitasnya, tidak hanya melalui kemampuannya untuk mengatur konstituen dari lingkungan ekstraseluler, tetapi juga karena mereka melepaskan substrat-substrat metabolik dan molekul-molekul neuroaktif. Dan akhirnya, astrosit juga membentuk komunikasi langsung dengan yang lainnya lewat hubungan celah (gap junction), membentuk suatu jaringan dimana informasi dapat berjalan dari satu titik ke titik lain dalam jarak jauh.
Sel Ependim
Sel ini merupakan sel epitel kolumner rendah bersilia yang melapisi rongga-rongga pada susunan saraf pusat.
Mikroglia
Mikroglia (micros, kecil + glia) adalah sel kecil yang bentuknya memanjang dengan juluran-juluran pendek yang ireguler (9.13). Inti selnya panjang dan padat, berbeda dengan inti sel-sel glia lainnya yang berbentuk bulat. Mikroglia, sel fagosit yang mewakili susunan fagosit mononukleus pada jaringan saraf, berasal dari sel prekusor dalam sumsum tulang. Mereka terlibat dalam proses inflamasi dan proses pembentukan SSP orang dewasa, mereka juga menghasilkan dan melepaskan radikal protease dan oksidatif netral. Bila diaktifkan, mikroglia berperan sebagai sel pengenal antigen (antigen presenting cell).
SUSUNAN SARAF PUSAT
Susunan saraf pusat terdiri dari serebrum, serebelum, dan medulla spinalis. System saraf pusat tidak memiliki jaringan ikat sehingga konsistensinya relatif lunak.
Substansi Putih dan Kelabu
Kedua substansia ini terlihat pada potongan melintang serebrum, serebelum, dan medulla spinalis. Perbedaan warna ini disebabkan karana distribusi myelin yang berbeda. Komponen utama dari substansia putih adalah akson yang bermielin dan oligodendrosit yang memproduksi myelin, dan tidak mengandung badan sel neuron.
Substansia kelabu mengandung badan sel neuron, dendrite dan bagian awal dari akson dan sel glia yang tidak bermielin, merupakan daerah timbulnya sinaps. Substansia kelabu biasanya berada pada permukaan serebrum dan serebelum, membentuk korteks serebral dan serebelar, sedangkan substansia putih berada pada daerah yang lebih sentral. Kumpulan nadan sel neuron yang membentuk pulau-pulau substansia kelabu yang dikelilingi oleh substansia putih disebut nuclei. Pada korteks serebri, substansia kelabu terdiri atas enam lapis sel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Neuron-neuron pada beberapa tempat di korteks serebri mengatur implus aferen (sensorik), dan di tempat lain neuron eferen (motorik) mengaktifkan implus motorik yang mengatur perherakan volunteer.
Korteks serebri memiliki tiga lapisan (gambar): lapisan molekular luar, lapisan tengah yang terdiri dari sel-sel purkinye besar, dan lapisan granular dalam. Sel-sel purkinye memiliki badan sel yang mencolok dengan dendritnya yang berkembang dengan sempurna sehingga menyerupai kipas. Lapisan granular disusun oleh sel-sel yang sangat kecil yang cenderung merata, berbeda dengan lapisan molecular yang kurang padat sel.
Sedangkan pada potongan melintang medulla spinalis substansia putih berada di tepid dan substansia kelabu berada di tengah berbentuk huruf H (9.19). Pada palang horizontal huruf H terdapat lubang yang disebut kanal sentral, yang merupakan sisa dari lumen tabung neural embrionik. Kanal itu dilapisi oleh sel ependim. Substansia kelabu pada bagian kaki dari huruf H membentuk kornu anterior. Kornu ini mengandung neuron motorik yang aksonnya membentuk akar ventral dari saraf spinal. Substansia kelabu juga membentuk kornu posterior (bagian lengan dari huruf H), yang menerima serat sensorik dari neuron di ganglion spinal (akar dorsal). Neuron pada medulla spinalis besar dan multipolar.
MENINGES
Susunan saraf pusat dilindungi oleh tengkorak dan kolumna vertebralis. Disamping itu ia juga dibungkus membrane jaringan ikat yang disebut meninges (9.20). Meninges memiliki beberapa lapisan, dimulai dari lapisan paling luar berturut-turut antara lain terdapat dura meter, araknoid dan pia meter. Araknoid dan piameter saling melekat dan seringkali dipandang sebagai satu membrane yang disebut pia-akarnoid. Berikut akan dijelaskan secara detil satu-persatu.
Dura Meter
Merupakan meninges luar yang terdiri atas jaringan ikat padat yang berhubungan langsung dengan periostium tengkorak. Dura meter yang membungkus medulla spinalis dipisahkan dari periostium vertebra oleh ruang epidural, yang mengandung vena yang berdinding tipis, jaringan ikat longgar dan jaringan lemak.
Durameter dipisahkan dari araknoid oleh celah sempit yang disebut ruang subdural. Epitel gepeng selapis melapisi permukaan dalam dan luar dura meter pada medulla spinalis.
Araknoid
Diambil dari bahasa Yunani arachnoeides, seperti jarring laba-laba. Ia memiliki dua komponen: lapisan yang berkontak dengan dura meter dan sebuah system trabekel yang menghubungkan lapisan itu dengan pia meter. Rongga diantara trabekel disebut rongga subaraknoid, yang terisi cairan cerebrospinal dan terpisah sempurna dari ruang subdural. Ruang ini membentuk bantalan hidrolik yang melindungi SSP dari trauma. Ruang subaraknoid berhubungan dengan ventrikel otak.
Araknoid terdiri atas jaringan ikat tanpa pembuluh darah. Dengan permukaan yang dilapisi oleh epitel gepeng selapis. Araknoid lebih mudah dibedakan dari pia meter karena dalam medulla spinalis araknoid lebih sedikit trabekulanya.
Pada beberapa daerah, araknoid menerobos dura meter, membentuk juluran-juluran yang berakhir pada sinus venosus dalam dura meter. Juluran ini dilapisi oleh sel-sel endotel dari vena, disebut villi araknoid, yang fungsinya sebagai penyerap cairan cerebrospinal ke dalam darah dari sinus venosus.
Pia Meter
Pia meter terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh darah. Ia tidak berkontak dengan sel atau serat saraf meskipun ia terletak cukup dekat dengan jaringan saraf. Di antara pia meter dan elemen neural terdapat lapisan tipis cabang-cabang neuroglia, melekat erat pada pia meter dan membentuk barier fisik pada bagian tepi dari SSP yang memisahkan SSP dari cairan serebrospinal (9.20).
Pia meter menyusuri semua lekuk permukaan SSP dan menyusup ke dalamnya untuk jarak tertentu bersama pembuluh darah. Pia meter dilapisi oleh sel-sel gepeng yang berasal dari mesenkim.
Pembuluh darah menembus SSP melalui terowongan, ruang perivaskular, yang dilapisi oleh pia meter. Pia meter lenyap sebelum pembuluh darah ditransformasi menjadi kapiler. Dalam SSP kapiler darah seluruhnya dilapisi oleh perluasan cabang sel neuroglia.
Sawar Darah-Otak
Sawar darah-otak merupakan barier fungsional yang mencegah masuknya beberapa substansi, seperti anti biotik, bahan kimia dan toksin bakteri, dari darah ke jaringan saraf.
Sawar darah-otak ini terjadi akibat kurangnya permeabilitas yang menjadi ciri kapiler darah jaringan saraf. Taut kedap, yang menyatukan sel-sel endotel kapiler ini secara sempurna, merupakan komponen structural utama dari sawar ini. Sitoplasma sel-sel endotel tidak bertingkap, terlihat sangat sedikit vesikel pinositotik. Perluasan cabang sel neuroglia yang melingkari kapiler ikut mengurangi permeabilitasnya.
PLEKSUS KOROID DAN CAIRAN SEREBROSPINAL
Pleksusu Koroid
Merupakan lipatan-lipatan ke dalam dari pia meter yang menyusup ke bagian dalam ventrikel. Berupa struktur vaskular yang terbuat dari kapiler fenestra yang berdilatasi. Terdapat pada tiap vebtrikel ke tiga dan ke empat dan sebagian pada dinding ventrikel lateral.
Pleksusu koroid terdiri atas jaringan ikat longgar dari pia meter, dibungkus oleh epitel kuboid selapis atau silindris yang memiliki karakteristik sitolohi dari sel pengangkut ion.
Pleksus koroid memiliki beberapa fungsi antara lain: fungsi utama pleksus koroid adalah membentuk cairan serebro spinal, yang hanya mengandung sedikit bahan padat dan mengisi penuh ventrikel, kanal sentral dari medula spinalis, ruang araknoid dan ruang perivaskular. Fungsi lainnya adalah ia sangat penting bagi metabolisme SSP dan merupakan alat pelindung, berupa bantalan cairan dalam ruang subaraknoid.
OTAK
Perkembangan Otak
Gelembung-gelembung otak primer terlihat ketika awal bumbung neural embriyo terbentuk. Gelembung-gelembung otak tersebut antara lain: prosenchepalon (otak depan), mesenchepalon (otak tengah), dan rombenchepalon (otak belakang). Prosenchepalon kemudian terbagi menjadi telenchepalon dan dienchepalon, mesenchepalon terus tumbuh tanpa ada pembagian lebih lanjut, sedangkan rombenchepalon kemudian terbagi menjadi metenchepalon dan myelenchepalon.
Metenchepalon dan Myelenchepalon
Myelenchepalon diwakili terutama oleh medulla oblongata. Struktur dorsal otak belakang yang paling mencolok adalah serebelum. Serebelum merupakan evaginasi dorsal dari metenchepalon. Berfungsi untuk mengkoordinasi kerja otot rangka dalam menanggapi implus yang datang.
Serebelum berkembang baik pada aves dan mamalia, karena keduanya memerlukan suatu pusat saraf yang mengkoordinasi kerja otot untuk melakukan kegiatan.
Rongga otak (ventrikel) yang terdapat pada myelenchepalon adalah ventrikel yang ke-4. Atapnya membangun membran tela choroidea yang menggantung ke dalam vebtrikel ke-4 sebagai pleksus koroid posterior.
Mesenchepalon
Pada atap mesenchepalon terlihat adanya sepasang lobus optikus (pada semua vertebrata). Sebagian berfungsi sebagai pusat refleks optic yang menerima serabut saraf dari retina dan otot kepala. Terdapat pula lobus auditori pada bagian kaudal dari lobus optikus di dalam rectum, yang mulai terdapat pada reptilian. Keempat lobus membangun korpora kuadrigemina.
Ventrikel mesenchepalon besar pada ikan dan amphibia, serta menyebar ke dalam lobus optikus. Pada vertebrata tinggi, ventrikel menyempit menjadi suatu saluran yang disebut aquaductus sylvius.
Dienchepalon
Merupakan bagian posterior otal depan. Bagian dorsal dan lateralnya membangun thalamus, sedangkan bagian ventralnya membangun hypothalamus. Di sebelah dorsal tumbuh pineal body, sedangkan di sebelah ventral tumbuh kelenjar hipofisa yang termasuk system endokrin.
Thalamus berfungsi sebagai pusat memproses,
SUSUNAN SARAF TEPI
Komponen utama dari SST adalah serabut saraf, ganglia, dan ujung saraf. Serabut saraf merupakan kumpulan serat saraf yang dikelilingi oleh serangkaian selubung jaringan ikat. Berikut akan dijelaskan secara terperinci.
SERAT SARAF
Serat saraf terdiri atas akson yang dibungkus oleh selubung khusus yang berasal dari ectoderm. Gabungan serat saraf membentuk berbagai lintas pada otak, medulla spinalis, dan saraf tepi.
Serat saraf pada SSP dan SST memiliki perbedaan pada selubung pembungkusnya. Kebanyakan akson pada jaringan saraf dewasa dibungkus oleh satu atau banyak lipatan sel penyelubung. Pada serat saraf tepi sel penyelubung itu adalah sel schwan, sedangkan pada serat saraf pusat adalah oligodendrosit. Serat saraf tanpa myelin umumnya aksonnya bergaris tengah kecil. Sedangkan serat dengan myelin aksonnya lebih tebal dan dibungkus oleh makin banyak lapisan pembungkus kosentris yang membentuk selubung myelin.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF
Struktur dan Fungsi
Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron dan jaringan penunjang yang disebut neuroglia . Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem persarafan berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Stimulasi yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh dapat mengadaptasi sehingga tubuh tetap seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi perubahan berlangsung melalui kegiatan saraf yang dikenal sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau sakit.
Stimulasi dapat Menghasilkan Suatu Aktifitas
Stimulasi diterima oleh reseptor sistem saraf yang selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem saraf tepi dalam bentuk impuls listrik ke sistem saraf pusat. Bagian sistem saraf tepi yang menerima rangsangan disebut reseptor, dan diteruskan menuju sistem saraf pusat oleh sistem saraf sensoris. Pada sistem saraf pusat impuls diolah dan diinterpretasi untuk kemudian jawaban atau respon diteruskan kembali melalui sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Sistem saraf yang membawa jawaban atau respon adalah sistem saraf motorik. Bagian sistem saraf tepi yang mencetuskan jawaban disebut efektor. Jawaban yang terjadi dapat berupa jawaban yang dipengaruhi oleh kemauan (volunter) dan jawaban yang tidak dipengaruhi oleh kemauan (involunter). Jawaban volunter melibatkan sistem saraf somatis sedangkan yang involunter melibatkan sistem saraf otonom. Efektor dari sitem saraf somatik adalah otot rangka sedangkan untuk sistem saraf otonom, efektornya adalah otot polos, otot jantung dan kelenjar sebasea.
Fungsi Saraf
1. Menerima informasi (rangsangan) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui saraf sensori . Saraf sensori disebut juga Afferent Sensory Pathway.
2. Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat.
3. Mengolah informasi yang diterima baik ditingkat medula spinalis maupun di otak untuk selanjutnya menentukan jawaban atau respon.
4. Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik ke organ-organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari tindakan. Saraf motorik disebut juga Efferent Motorik Pathway.
Sel Saraf (Neuron)
Merupakan sel tubuh yang berfungsi mencetuskan dan menghantarkan impuls listrik. Neuron merupakan unit dasar dan fungsional sistem saraf yang mempunyai sifat exitability artinya siap memberi respon saat terstimulasi. Satu sel saraf mempunyai badan sel disebut soma yang mempunyai satu atau lebih tonjolan disebut dendrit. Tonjolan-tonjolan ini keluar dari sitoplasma sel saraf. Satu dari dua ekspansi yang sangat panjang disebut akson. Serat saraf adalah akson dari satu neuron. Dendrit dan badan sel saraf berfungsi sebagai pencetus impuls sedangkan akson berfungsi sebagai pembawa impuls. Sel-sel saraf membentuk mata rantai yang panjang dari perifer ke pusat dan sebaliknya, dengan demikian impuls dihantarkan secara berantai dari satu neuron ke neuron lainnya. Tempat dimana terjadi kontak antara satu neuron ke neuron lainnya disebut sinaps. Pengahantaran impuls dari satu neuron ke neuron lainnya berlangsung dengan perantaran zat kimia yang disebut neurotransmitter
Jaringan Penunjang
Jaringan penunjang saraf terdiri atas neuroglia. Neuroglia adalah sel-sel penyokong untuk neuron-neuron SSP, merupakan 40% dari volume otak dan medulla spinalis. Jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan perbandingan sekitar 10 berbanding satu. Ada empat jenis sel neuroglia yaitu: mikroglia, epindima, astrogalia, dan oligodendroglia
Mikroglia
Mempunyai sifat fagositosis, bila jaringan saraf rusak maka sel-sel ini bertugas untuk mencerna atau menghancurkan sisa-sisa jaringan yang rusak. Jenis ini ditemukan diseluruh susunan saraf pusat dan di anggap berperan penting dalam proses melawan infeksi. Sel-sel ini mempunyai sifat yang mirip dengan sel histiosit yang ditemukan dalam jaringan penyambung perifer dan dianggap sebagai sel-sel yang termasuk dalam sistem retikulo endotelial sel.
Epindima
Berperan dalam produksi cairan cerebrospinal. Merupakan neuroglia yang membatasi sistem ventrikel susunan saraf pusat. Sel ini merupakan epitel dari pleksus choroideus ventrikel otak.
Astroglia
Berfungsi sebagai penyedia nutrisi esensial yang diperlukan oleh neuron dan membantu neuron mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai untuk konduksi dan transmisi sinaptik. Astroglia mempunyai bentuk seperti bintang dengan banyak tonjolan. Astrosit berakhir pada pembuluh darah sebagai kaki I perivaskuler dan menghubungkannya dalam sistem transpot cepat metabolik. Kalau ada neuron-neuron yang mati akibat cidera, maka astrosit akan berproliferasi dan mengisi ruang yang sebelumnya dihuni oleh badan sel saraf dan tonjolan-tonjolannya. Kalau jaringan SSP mengalami kerusakan yang berat maka akan terbentuk suatu rongga yang dibatasi oleh astrosit
Oligodendroglia
Merupakan sel yang bertanggungjawab menghasilkan myelin dalam SSP. Setiap oligodendroglia mengelilingi beberapa neuron, membran plasmanya membungkus tonjolan neuron sehingga terbentuk lapisan myelin. Myelin merupakan suatu komplek putih lipoprotein yang merupakan insulasi sepanjang tonjolan saraf. Myelin menghalangi aliran ion kalium dan natrium melintasi membran neuronal .
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis. SSP dibungkus oleh selaput meningen yang berfungsi untuk melindungi otak dan medula spinalis dari benturan atau trauma. Meningen terdiri atas tiga lapisan yaitu durameter, arachnoid dan piamater.
Rongga Epidural
Berada diantara tulang tengkorak dan durameter. Rongga ini berisi pembuluh darah dan jaringan lemak yang berfungsi sebagai bantalan. Bila cidera mencapai lokasi ini akan menyebabkan perdarahan yang hebat oleh karena pada lokasi ini banyak pembuluh darah sehingga mengakibatkan perdarahan epidural
Rongga Subdural
Berada diantara durameter dan arachnoid, rongga ini berisi berisi cairan serosa.
Rongga Sub Arachnoid
Terdapat diantara arachnoid dan piameter. Berisi cairan cerebrospinalis yang salah satu fungsinya adalah menyerap guncangan atau shock absorber. Cedera yang berat disertai perdarahan dan memasuki ruang sub arachnoid yang akan menambah volume CSF sehingga dapat menyebabkan kematian sebagai akibat peningkatan tekanan intra kranial (TIK).
Otak
Otak, terdiri dari otak besar yang disebut cerebrum, otak kecil disebut cerebellum dan batang otak disebut brainstem. Beberapa karateristik khas Otak orang dewasa yaitu mempunyai berat lebih kurang 2% dari berat badan dan mendapat sirkulasi darah sebenyak 20% dari cardiac out put serta membutuhkan kalori sebesar 400 Kkal setiap hari. Otak merupakan jaringan yang paling banyak menggunakan energi yang didukung oleh metabolisme oksidasi glukosa. Kebutuhan oksigen dan glukosa otak relatif konstan, hal ini disebabkan oleh metabolisme otak yang merupakan proses yang terus menerus tanpa periode istirahat yang berarti. Bila kadar oksigen dan glukosa kurang dalam jaringan otak maka metabolisme menjadi terganggu dan jaringan saraf akan mengalami kerusakan. Secara struktural, cerebrum terbagi menjadi bagian korteks yang disebut korteks cerebri dan sub korteks yang disebut struktur subkortikal. Korteks cerebri terdiri atas korteks sensorik yang berfungsi untuk mengenal ,interpretasi impuls sensosrik yang diterima sehingga individu merasakan, menyadari adanya suatu sensasi rasa/indra tertentu. Korteks sensorik juga menyimpan sangat banyak data memori sebagai hasil rangsang sensorik selama manusia hidup. Korteks motorik berfungsi untuk memberi jawaban atas rangsangan yang diterimanya.
Struktur sub kortikal
a. Basal ganglia; melaksanakan fungsi motorik dengan merinci dan mengkoordinasi gerakan dasar, gerakan halus atau gerakan trampil dan sikap tubuh.
b. Talamus; merupakan pusat rangsang nyeri
c. Hipotalamus; pusat tertinggi integrasi dan koordinasi sistem saraf otonom dan terlibat dalam pengolahan perilaku insting seperti makan, minum, seks dan motivasi
d. Hipofise
Bersama dengan hipothalamus mengatur kegiatan sebagian besar kelenjar endokrin
dalam sintesa dan pelepasan hormon.
Cerebrum
Terdiri dari dua belahan yang disebut hemispherium cerebri dan keduanya dipisahkan oleh fisura longitudinalis. Hemisperium cerebri terbagi menjadi hemisper kanan dan kiri. Hemisper kanan dan kiri ini dihubungkan oleh bangunan yang disebut corpus callosum. Hemisper cerebri dibagi menjadi lobus-lobus yang diberi nama sesuai dengan tulang diatasnya, yaitu:
1. Lobus frontalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang frontalis
2. Lobus parietalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang parietalis
3. Lobus occipitalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang occipitalis
4. Lobus temporalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang temporalis
Cerebelum (Otak Kecil)
Terletak di bagian belakang kranium menempati fosa cerebri posterior di bawah lapisan durameter Tentorium Cerebelli. Di bagian depannya terdapat batang otak. Berat cerebellum sekitar 150 gr atau 8-8% dari berat batang otak seluruhnya. Cerebellum dapat dibagi menjadi hemisper cerebelli kanan dan kiri yang dipisahkan oleh vermis. Fungsi cerebellum pada umumnya adalah mengkoordinasikan gerakan-gerakan otot sehingga gerakan dapat terlaksana dengan sempurna.
Batang Otak atau Brainstern
Terdiri atas diencephalon, mid brain, pons dan medula oblongata. Merupakan tempat berbagai macam pusat vital seperti pusat pernafasan, pusat vasomotor, pusat pengatur kegiatan jantung dan pusat muntah, bersin dan batuk.
Komponen Saraf Kranial
a. Komponen sensorik somatik : N I, N II, N VIII
b. Komponen motorik omatik : N III, N IV, N VI, N XI, N XII
c. Komponen campuran sensorik somatik dan motorik somatik : N V, N VII, N IX, N X
d. Komponen motorik viseral
Eferen viseral merupakan otonom mencakup N III, N VII, N IX, N X. Komponen eferen viseral yang 'ikut' dengan beberapa saraf kranial ini, dalam sistem saraf otonom tergolong pada divisi parasimpatis kranial.
1. N. Olfactorius
Saraf ini berfungsi sebagai saraf sensasi penghidu, yang terletak dibagian atas dari mukosa hidung di sebelah atas dari concha nasalis superior.
2. N. Optikus
Saraf ini penting untuk fungsi penglihatan dan merupakan saraf eferen sensori khusus. Pada dasarnya saraf ini merupakan penonjolan dari otak ke perifer.
3. N. Oculomotorius
Saraf ini mempunyai nucleus yang terdapat pada mesensephalon. Saraf ini berfungsi sebagai saraf untuk mengangkat bola mata
4. N. Trochlearis
Pusat saraf ini terdapat pada mesencephlaon. Saraf ini mensarafi muskulus oblique yang berfungsi memutar bola mata
5. N. Trigeminus
Saraf ini terdiri dari tiga buah saraf yaitu saraf optalmikus, saraf maxilaris dan saraf mandibularis yang merupakan gabungan saraf sensoris dan motoris. Ketiga saraf ini mengurus sensasi umum pada wajah dan sebagian kepala, bagian dalam hidung, mulut, gigi dan meningen.
6. N. Abducens
Berpusat di pons bagian bawah. Saraf ini menpersarafi muskulus rectus lateralis. Kerusakan saraf ini dapat menyebabkan bola mata dapat digerakan ke lateral dan sikap bola mata tertarik ke medial seperti pada Strabismus konvergen.
7. N. Facialias
Saraf ini merupakan gabungan saraf aferen dan eferen. Saraf aferen berfungsi untuk sensasi umum dan pengecapan sedangkan saraf eferent untuk otot wajah.
8. N. Statoacusticus
Saraf ini terdiri dari komponen saraf pendengaran dan saraf keseimbangan
9. N. Glossopharyngeus
Saraf ini mempersarafi lidah dan pharing. Saraf ini mengandung serabut sensori khusus. Komponen motoris saraf ini mengurus otot-otot pharing untuk menghasilkan gerakan menelan. Serabut sensori khusus mengurus pengecapan di lidah. Disamping itu juga mengandung serabut sensasi umum di bagian belakang lidah, pharing, tuba, eustachius dan telinga tengah.
10 N. Vagus
Saraf ini terdiri dari tiga komponen: a) komponen motoris yang mempersarafi otot-otot pharing yang menggerakkan pita suara, b) komponen sensori yang mempersarafi bagian bawah pharing, c) komponen saraf parasimpatis yang mempersarafi sebagian alat-alat dalam tubuh.
11. N. Accesorius
Merupakan komponen saraf kranial yang berpusat pada nucleus ambigus dan komponen spinal yang dari nucleus motoris segmen C 1-2-3. Saraf ini mempersarafi muskulus Trapezius dan Sternocieidomastoideus.
12. Hypoglosus
Saraf ini merupakan saraf eferen atau motoris yang mempersarafi otot-otot lidah. Nukleusnya terletak pada medulla di dasar ventrikularis IV dan menonjol sebagian pada trigonum hypoglosi.
Medula Spinalis
Medula spinalis merupakan perpanjangan medula oblongata ke arah kaudal di dalam kanalis vertebralis mulai setinggi cornu vertebralis cervicalis I memanjang hingga setinggi cornu vertebralis lumbalis I - II. Terdiri dari 31 segmen yang setiap segmennya terdiri dari satu pasang saraf spinal. Dari medula spinalis bagian cervical keluar 8 pasang , dari bagian thorakal 12 pasang, dari bagian lumbal 5 pasang dan dari bagian sakral 5 pasang serta dari coxigeus keluar 1 pasang saraf spinalis. Seperti halnya otak, medula spinalispun terbungkus oleh selaput meninges yang berfungsi melindungi saraf spinal dari benturan atau cedera.
Gambaran penampang medula spinalis memperlihatkan bagian-bagian substansia grissea dan substansia alba. Substansia grisea ini mengelilingi canalis centralis sehingga membentuk columna dorsalis, columna lateralis dan columna ventralis. Massa grisea dikelilingi oleh substansia alba atau badan putih yang mengandung serabut-serabut saraf yang diselubungi oleh myelin. Substansi alba berisi berkas-berkas saraf yang membawa impuls sensorik dari SST menuju SSP dan impuls motorik dari SSP menuju SST. Substansia grisea berfungsi sebagai pusat koordinasi refleks yang berpusat di medula spinalis.Disepanjang medulla spinalis terdapat jaras saraf yang berjalan dari medula spinalis menuju otak yang disebut sebagai jaras acenden dan dari otak menuju medula spinalis yang disebut sebagai jaras desenden. Subsatansia alba berisi berkas-berkas saraf yang berfungsi membawa impuls sensorik dari sistem tepi saraf tepi ke otak dan impuls motorik dari otak ke saraf tepi. Substansia grisea berfungsi sebagai pusat koordinasi refleks yang berpusat dimeudla spinalis.
Refleks-refleks yang berpusat di sistem saraf puast yang bukan medula spinalis, pusat koordinasinya tidak di substansia grisea medula spinalis. Pada umumnya penghantaran impuls sensorik di substansia alba medula spinalis berjalan menyilang garis tenga. ImPuls sensorik dari tubuh sisi kiri akan dihantarkan ke otak sisi kanan dan sebaliknya. Demikian juga dengan impuls motorik. Seluruh impuls motorik dari otak yang dihantarkan ke saraf tepi melalui medula spinalis akan menyilang.
Upper Motor Neuron (UMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari korteks motorik serebri atau batang otak yang seluruhnya (dengan serat saraf-sarafnya ada di dalam sistem saraf pusat. Lower motor neuron (LMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari sistem saraf pusat tetapi serat-serat sarafnya keluar dari sistem saraf pusat dan membentuk sistem saraf tepi dan berakhir di otot rangka. Gangguan fungsi UMN maupun LMN menyebabkan kelumpuhan otot rangka, tetapi sifat kelumpuhan UMN berbeda dengan sifat kelumpuhan UMN. Kerusakan LMN menimbulkan kelumpuhan otot yang 'lemas', ketegangan otot (tonus) rendah dan sukar untuk merangsang refleks otot rangka (hiporefleksia). Pada kerusakan UMN, otot lumpuh (paralisa/paresa) dan kaku (rigid), ketegangan otot tinggi (hipertonus) dan mudah ditimbulkan refleks otot rangka (hiperrefleksia). Berkas UMN bagian medial, dibatang otak akan saling menyilang. Sedangkan UMN bagian Internal tetap berjalan pada sisi yang sama sampai berkas lateral ini tiba di medula spinalis. Di segmen medula spinalis tempat berkas bersinap dengan neuron LMN. Berkas tersebut akan menyilang. Dengan demikian seluruh impuls motorik otot rangka akan menyilang, sehingga kerusakan UMN diatas batang otak akan menimbulkan kelumpuhan pada otot-otot sisi yang berlawanan.
Salah satu fungsi medula spinalis sebagai sistem saraf pusat adalah sebagai pusat refleks. Fungsi tersebut diselenggarakan oleh substansia grisea medula spinalis. Refleks adalah jawaban individu terhadap rangsang, melindungi tubuh terhadap pelbagai perubahan yang terjadi baik dilingkungan internal maupun di lingkungan eksternal. Kegiatan refleks terjadi melalui suatu jalur tertentu yang disebut lengkung refleks
Fungsi medula spinalis
1. Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu dikornu motorik atau kornu ventralis.
2. Mengurus kegiatan refleks spinalis dan refleks tungkai
3. Menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju cerebellum
4. Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh.
Lengkung refleks
o Reseptor: penerima rangsang
o Aferen: sel saraf yang mengantarkan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat (ke pusat refleks)
o Pusat refleks : area di sistem saraf pusat (di medula spinalis: substansia grisea), tempat terjadinya sinap ((hubungan antara neuron dengan neuron dimana terjadi pemindahan /penerusan impuls)
o Eferen: sel saraf yang membawa impuls dari pusat refleks ke sel efektor. Bila sel efektornya berupa otot, maka eferen disebut juga neuron motorik (sel saraf /penggerak)
o Efektor: sel tubuh yang memberikan jawaban terakhir sebagai jawaban refleks. Dapat berupa sel otot (otot jantung, otot polos atau otot rangka), sel kelenjar.
Sistem Saraf Tepi
Kumpulan neuron diluar jaringan otak dan medula spinalis membentuk sistem saraf tepi (SST). Secara anatomik digolongkan ke dalam saraf-saraf otak sebanyak 12 pasang dan 31 pasang saraf spinal. Secara fungsional, SST digolongkan ke dalam: a) saraf sensorik (aferen) somatik : membawa informasi dari kulit, otot rangka dan sendi, ke sistem saraf pusat, b) saraf motorik (eferen) somatik : membawa informasi dari sistem saraf pusat ke otot rangka, c) saraf sesnsorik (eferen) viseral : membawa informasi dari dinding visera ke sistem saraf pusat, d) saraf mototrik (eferen) viseral : membawa informasi dari sistem saraf pusat ke otot polos, otot jantung dan kelenjar. Saraf eferen viseral disebut juga sistem saraf otonom. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf otak (s.kranial) dan saraf spinal.
Saraf Otak (s.kranial)
Bila saraf spinal membawa informasi impuls dari perifer ke medula spinalis dan membawa impuls motorik dari medula spinalis ke perifer, maka ke 12 pasang saraf kranial menghubungkan jaras-jaras tersebut dengan batang otak. Saraf cranial sebagian merupakan saraf campuran artinya memiliki saraf sensorik dan saraf motorik
Saraf Spinal
Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari medula apinalis dan kemudian dari kolumna vertabalis melalui celah sempit antara ruas-ruas tulang vertebra. Celah tersebut dinamakan foramina intervertebrelia. Seluruh saraf spinal merupakan saraf campuran karena mengandung serat-serat eferen yang membawa impuls baik sensorik maupun motorik. Mendekati medula spinalis, serat-serat eferen memisahkan diri dari serat –serat eferen. Serat eferen masuk ke medula spinalis membentuk akar belakang (radix dorsalis), sedangkan serat eferen keluar dari medula spinalis membentuk akar depan (radix ventralis). Setiap segmen medula spinalis memiliki sepasang saraf spinal, kanan dan kiri. Sehingga dengan demikian terdapat 8 pasang saraf spinal servikal, 12 pasang saraf spinal torakal, 5 pasang saraf spinal lumbal, 5 pasang saraf spinal sakral dan satu pasang saraf spinal koksigeal. Untuk kelangsungan fungsi integrasi, terdapat neuron-neuron penghubung disebut interneuron yang tersusun sangat bervariasi mulai dari yang sederhana satu interneuron sampai yang sangat kompleks banyak interneuron. Dalam menyelenggarakan fungsinya, tiap saraf spinal melayani suatu segmen tertentu pada kulit, yang disebut dermatom. Hal ini hanya untuk fungsi sensorik. Dengan demikian gangguan sensorik pada dermatom tertentu dapat memberikan gambaran letak kerusakan.
Sistem Saraf Somatik
Dibedakan 2 berkas saraf yaitu saraf eferen somatik dan eferen viseral. Saraf eferen somatik : membawa impuls motorik ke otot rangka yang menimbulkan gerakan volunter yaitu gerakan yang dipengaruhi kehendak. Saraf eferen viseral : membawa impuls mototrik ke otot polos, otot jantung dan kelenjar yang menimbulkan gerakan/kegiatan involunter (tidak dipengaruhi kehendak). Saraf-saraf eferen viseral dengan ganglion tempat sinapnya dikenal dengan sistem saraf otonom yang keluar dari segmen medula spinalis torakal 1 – Lumbal 2 disebut sebagai divisi torako lumbal (simpatis). Serat eferen viseral terdiri dari eferen preganglion dan eferen postganglion. Ganglion sistem saraf simpatis membentuk mata rantai dekat kolumna vertebralis yaitu sepanjang sisiventrolateral kolumna vertabralis, dengan serat preganglion yang pendek dan serat post ganglion yang panjang. Ada tiga ganglion simpatis yang tidak tergabung dalam ganglion paravertebralis yaitu ganglion kolateral yang terdiri dari ganglion seliaka, ganglion mesenterikus superior dan ganglion mesenterikus inferior. Ganglion parasimpatis terletak relatif dekat kepada alat yang disarafinya bahkan ada yang terletak didalam organ yang dipersarafi.
Semua serat preganglion baik parasimpatis maupun simpatis serta semua serat postganglion parasimpatis, menghasilkan asetilkolin sebagai zat kimia perantara. Neuron yang menghasilkan asetilkolin sebagai zat kimia perantara dinamakan neuron kolinergik sedangkan neuron yang menghasilkan nor-adrenalin dinamakan neuron adrenergik. Sistem saraf parasimpatis dengan demikian dinamakan juga sistem saraf kolinergik, sistem saraf simpatis sebagian besar merupakan sistem saraf adrenergik dimana postganglionnya menghasilkan nor-adrenalin dan sebagian kecil berupa sistem saraf kolinergik dimana postganglionnya menghasilkan asetilkolin. Distribusi anatomik sistem saraf otonom ke alat-alat visera, memperlihatkan bahwa terdapat keseimbangan pengaruh simpatis dan parasimpatis pada satu alat. Umumnya tiap alat visera dipersarafi oleh keduanya. Bila sistem simpatis yang sedang meningkat, maka pengaruh parasimpatis terhadap alat tersebut kurang tampak, dan sebaliknya. Dapat dikatakan pengaruh simpatis terhadap satu alat berlawanan dengan pengaruh parasimpatisnya. Misalnya peningkatan simpatis terhadap jantung mengakibatkan kerja jantung meningkat, sedangkan pengaruh parasimpatis menyebabkan kerja jantung menurun. Terhadap sistem pencernaan, simpatis mengurangi kegiatan, sedangkan parasimpatis meningkatkan kegiatan pencernaan. Atau dapat pula dikatakan, secara umum pengaruh parasimpatis adalah anabolik, sedangkan pengaruh simpatis adalah katabolik.
Sirkulasi Darah pada Sistem Saraf Pusat
Sirkulasi darah pada sistem saraf terbagi atas sirkulasi pada otak dan medula spinalis. Dalam keadaan fisiologik jumlah darah yang dikirim ke otak sebagai blood flow cerebral adalah 20% cardiac out put atau 1100-1200 cc/menit untuk seluruh jaringan otak yang berat normalnya 2% dari berat badan orang dewasa. Untuk mendukung tercukupinya suplai oksigen, otak mendapat sirkulasi yang didukung oleh pembuluh darah besar.
Suplai Darah Otak
1. Arteri Carotis Interna kanan dan kiri
– Arteri communicans posterior
Arteri ini menghubungkan arteri carotis interna dengan arteri cerebri posterior
– Arteri choroidea anterior, yang nantinya membentuk plexus choroideus di dalam ventriculus lateralis
– Arteri cerebri anterrior
Bagian ke frontal disebelah atas nervus opticus diantara belahan otak kiri dan kanan. Ia kemudian akan menuju facies medialis lobus frontalis cortex cerebri. Daerah yang diperdarahi arteri ini adalah: a) facies medialis lobus frontalis cortex cerebro, b) facies medialis lobus parietalis, c) facies convexa lobus frontalis cortex cerebri, d) facies convexa lobus parietalis cortex cerebri, e) Arteri cerebri media
– Arteri cerebri media
2. Arteri Vertebralis kanan dan kiri
Arteri Cerebri Media
Berjalan lateral melalui fossa sylvii dan kemudian bercabang-cabang untuk selanjutnya menuju daerah insula reili. Daerah yang disuplai darah oleh arteri ini adalah Facies convexa lobus frontalis coretx cerebri mulai dari fissura lateralis sampai kira-kira sulcus frontalis superior, facies convexa lobus parielatis cortex cerebri mulai dari fissura lateralis sampai kira-kira sulcus temporalis media dan facies lobus temporalis cortex cerebri pada ujung frontal.
Arteri Vertebralis kanan dan kiri
Arteri vertebralis dipercabangkan oleh arteri sub clavia. Arteri ini berjalan ke kranial melalui foramen transversus vertebrae ke enam sampai pertama kemudian membelok ke lateral masuk ke dalam foramen transversus magnum menuju cavum cranii. Arteri ini kemudian berjalan ventral dari medula oblongata dorsal dari olivus, caudal dari tepi caudal pons varolii. Arteri vertabralis kanan dan kiri akan bersatu menjadi arteri basilaris yang kemudian berjalan frontal untuk akhirnya bercabang menjadi dua yaitu arteri cerebri posterior kanan dan kiri. Daerah yang diperdarahi oleh arteri cerbri posterior ini adalah facies convexa lobus temporalis cortex cerebri mulai dari tepi bawah sampai setinggi sulcus temporalis media, facies convexa parietooccipitalis, facies medialis lobus occipitalis cotex cerebri dan lobus temporalis cortex cerebri. Anastomosis antara arteri-arteri cerebri berfungsi utnuk menjaga agar aliran darah ke jaringan otak tetap terjaga secara continue. Sistem carotis yang berasal dari arteri carotis interna dengan sistem vertebrobasilaris yang berasal dari arteri vertebralis, dihubungkan oleh circulus arteriosus willisi membentuk Circle of willis yang terdapat pada bagian dasar otak. Selain itu terdapat anastomosis lain yaitu antara arteri cerebri media dengan arteri cerebri anterior, arteri cerebri media dengan arteri cerebri posterior.
Suplai Darah Medula Spinalis
Medula spinalis mendapat dua suplai darah dari dua sumber yaitu: 1) arteri Spinalis anterior yang merupakan percabangan arteri vertebralis, 2) arteri Spinalis posterior, yang juga merupakan percabangan arteri vertebralis.
Antara arteri spinalis tersebut diatas terdapat banyak anastomosis sehingga merupakan anyaman plexus yang mengelilingi medulla spinalis dan disebut vasocorona. Vena di dalam otak tidak berjalan bersama-sama arteri. Vena jaringan otak bermuara di jalan vena yang terdapat pada permukaan otak dan dasar otak. Dari anyaman plexus venosus yang terdapat di dalam spatum subarachnoid darah vena dialirkan kedalam sistem sinus venosus yang terdapat di dalam durameter diantara lapisan periostum dan selaput otak.
Cairan Cerebrospinalis (CSF)
Cairan cerebrospinalis atau banyak orang terbiasa menyebutnya cairan otak merupakan bagian yang penting di dalam SSP yang salah satu fungsinya mempertahankan tekanan konstan dalam kranium. Cairan ini terbentuk di Pleksus chroideus ventrikel otak, namun bersirkulasi disepanjang rongga sub arachnoid dan ventrikel otak. Pada orang dewasa volumenya berkisar 125 cc, relatif konstan dalam produksi dan absorbsi. Absorbsi terjadi disepanjang sub arachnoid oleh vili arachnoid. Ada empat buah rongga yang saling berhubungan yang disebut ventrikulus cerebri tempat pembentukan cairan ini yaitu: 1) ventrikulus lateralis , mengikuti hemisfer cerebri, 2) ventrikulus lateralis II, 3) ventrikulus tertius III dtengah-tengah otak, dan 4) ventrikulus quadratus IV, antara pons varolli dan medula oblongata.
Ventrikulus lateralis berhubungan dengan ventrikulus tertius melalui foramen monro. Ventrikulus tertius dengan ventrikulus quadratus melalui foramen aquaductus sylvii yang terdapat di dalam mesensephalon. Pada atap ventrukulus quadratus bagian tengah kanan dan kiri terdapat lubang yang disebut foramen Luscka dan bagian tengah terdapat lubang yang disebut foramen magendi. Sirkulasi cairan otak sangat penting dipahami karena bebagai kondisi patologis dapat terjadi akibat perubahan produksi dan sirkulasi cairan otak. Cairan otak yang dihasilkan oleh flexus ventrikulus lateralis kemudian masuk kedalam ventrikulus lateralis, dari ventrikulus lateralis kanan dan kiri cairan otak mengalir melalui foramen monroi ke dalam ventrikulus III dan melalui aquaductus sylvii masuk ke ventrikulus IV. Seterusnya melalui foramen luscka dan foramen megendie masuk kedalam spastium sub arachnoidea kemudian masuk ke lakuna venosa dan selanjutnya masuk kedalam aliran darah.
Fungsi Cairan Otak
1. Sebagai bantalan otak agar terhindar dari benturan atau trauma pada kepala
2. Mempertahankan tekanan cairan normal otak yaitu 10 – 20 mmHg
3. Memperlancar metabolisme dan sirkulasi darah diotak.



















ANATOMI OTAK

Otak merupakan alat untuk memproses data tentang lingkungan internal dan eksternal tubuh yang diterima reseptor pada alat indera (seperti mata, telinga, kulit, dan lain-lain). Data tersebut dikirimkan oleh urat saraf yang dikenal dengan system saraf keseluruhan. System saraf ini memungkinkan seluruh urat saraf mengubah rangsangan dalam bentuk implus listrik. Kemudian implus listrik dikirim ke pusat system saraf, yang berada di otak dan urat saraf tulang belakang. Disinilah data diproses dan direspon dengan rangsangan yang ‘’cocok’’. Biasanya dalam tahap ini timbul saraf efektor, yang berfungsi untuk mengirim implus saraf ke otot sehingga otot berkontraksi atau rileks.
Didalam jaringan system saraf pusat terdapat hirarki control. Banyak rangsangan sederhana berhubungan dengan tindakan refleks/aksi spontan (misalnya, dengan cepat kita mengibaskan tangan saat menyentuh piring panas). Otak tidak terlibat langsung dalam proses ‘’identifikasi’’ mengenai tindakan refleks. Tapi, tindakan refleks tersebut diproses di saraf tulang belakang. Meskipun otak tidak terlibat langsung dalam proses yang berhubungan dengan aksi spontan, tetap saja kita akan mencerna data/rangsangan yang dipersepsi alat indera. Contohnya kita tidak serta-merta menumpahkan sepiring penuh makanan tanpa alasan kecuali piring itu memang panas sehingga kita refleks menumpahkannya. Atau bisa juga hal itu disebabkan oleh stress yang kita alami. Fenomena semacam ini adalah fungsi yang rumit yang terjadi di otak. Bernafas, keseimbangan, menelan, dan mencerna terjadi, karena fungsi ‘’otomatis’’ otak. Dan kita tidak menyadari bahwa proses tubuh tersebut membutuhkan control yang ‘’lembut’’ dan teknik mengatur yang baik. Otak ‘’purba’’ mengontrolnya secara relative. Misalnya, kita akan menoleh jika seseorang memanggil nama kita dijalan. Aksi tersebut dikontrol oleh bagian otak yang ‘’lebih baru’’. Otak dan urat saraf tulang belakang dilindungi oleh tulang (tengkorak dan tulang belakang secara berurutan) dan dikelilingi oleh cairan otak, yang berfungsi sebagai alat penahan goncangan.
Otak nampak seperti sebuah ‘’kembang kol’’ yang beratnya rata-rata 1,2 kg pada laki-laki dan 1 kg pada perempuan. Otak dapat dibagi ke dalam tiga bagian umum, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.Anehnya nama bagian-bagian tersebut tidak berdasarkan letaknya pada otak (contohnya otak depan tidak berada di bagian depan). Tapi, nama bagian-bagian tersebut didasarkan pada posisi saat manusia masih berbentuk embrio. Kemudian posisi bagian-bagian otak tersebut berubah selama perkembangan janin dalam kandungan.Otak belakang terletak di dasar kepala, terdiri dari empat bagian fungsional, yaitu medulla oblongata, pons, bentuk reticular (reticular formation), dan cerebellum.
• Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
• Pons merupakan ‘’stasiun pemancar’’ yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi reticular. Ponslah yang menetukan apakah kita terjaga atau tertidur.
• Formasi reticular memiliki peranan penting dalam pengaturan gerakan dan perhatian Anda. Formasi reticular seolah-olah berfungsi untuk ‘’mengaktifkan’’ bagian lain dalam otak.
• Selain bagian-bagian yang telah disebutkan tadi, ada juga bagian yang dinamakan cerebellum dengan banyak lilitannya. Cerebellum disebut juga otak kecil yang berkerut sehingga hamper seperti otak besar (otak secara keseluruhan). Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak. Tapi, sebenarnya fungsi tersebut perlu ‘’dipelajari’’ dan dilatih, seperti keseimbangan dan koordinasi. Saat Anda berjalan tanpa berpikir, cerebellum adalah control atas gerakan Anda.
Otak tengah merupakan pusat saraf dalam lingkup kecil. Otak tengah adalah lanjutan dari formasi reticular dan merespon pendengaran dan pengelihatan (seperti gerak mata). Otak tengah tampaknya lebih ‘’penting’’ fungsinya pada hewan mamalia daripada manusia, karena pada manusia yang lebih dominan digunakan adalah otak depan.Otak tengah adalah bagian terbesar pada otak. Bagiannya yang paling utama adalah korteks yang mengandung kurang lebih 10 miliar saraf dan terletak pada lapisan luar otak. Otak tengah juga merupakan ‘’puncak’’ fungsional otak yang respon terhadap fungsi yang ‘’lebih rumit’’, tindakan sengaja, dan kesadaran.Adapun bagian-bagian penting otak depan adalah thalamus, hypothalamus, dan system limbic.
• Thalamus terdiri dari sejumlah pusat saraf dan berfungsi sebagai ‘’tempat penerimaan’’ untuk sensor data dan sinyal-sinyal motorik. Contohnya untuk mengirim data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.
• Hypothalamus berfungsi untuk mengontrol nafsu makan dan syahwat dan mengatur kepentingan biologis lainnya. Hypothalamus, thalamus, otak tengah, dan otak belakang (tidak termasuk cerebellum) bersama-sama membentuk apa yang disebut ‘’tangkai/batang’’ otak (the brain stem). Batang otak berfungsi untuk mengatur seluruh proses kehidupan yang mendasar. Jika batang otak tersebut kekurangan aktivitas (kurang dirangsang), maka menurut psikiater akan menyebabkan brain death atau kelumpuhan otak.
• Di antara pusat otak dan korteks terletak system limbic (limbic berasal dari bahasa Latin yang berarti batas). Anatomi system limbic ini hamper seperti hypothalamus. System limbic memungkinkan kita mengontrol insting/naluri kita. Misalnya, kita tidak serta merta memukul seseorang yang tidak sengaja menginjak kaki kita. System limbic terdiri dari tiga bagian utama, yaitu amygdala dan septum yang berfungsi mengontrol kemarahan, agresi, dan ketakutan, serta hippocampus yang penting dalam merekam memori baru.
• Korteks (korteks cerebral) adalah helaian saraf yang tebalnya kurang dari 5 mm, tapi luas bagiannya mencapai 155cm. korteks menyusun 70 persen bagian otak. Lipatan korteks yang erat kaitannya dengan tengkorak manusia membuat otak tampak berkerut. Saraf dalam korteks memproses data. Warna korteks kelabu (inilah alasan mengapa korteks diistilahkan dengan ‘’benda/zat kelabu’’ –the grey mater). Korteks pun secara luas berhubungan satu sama lain (dengan bagian dalam otak). Jaringan panjang yang menghubungkan bagian-bagian terpisah (secara luas) pada otak tersusun dari saraf yang tertutup penyekat berlemak yang disebut myelin. Myelin membuat jaringan tersebut berwarna putih (disebut juga ‘’benda/zat putih’’)Korteks mempunyai sejumlah struktur dan bagian-bagian fungsional. Yang paling nyata dari pembagian ini adalah belahan kiri dan kanannya.
Beberapa ahli berpendapat bahwa kedua belahan otak dihubungkan oleh sebuah ‘’bundel serat tebal’’ yang disebut corpus callsum. Corpus callsum membantu menyatukan aktivitas otak (memberitahu otak kiri tentang apa yang dilakukan otak kanan, juga sebaliknya).Pembagian penting lainnya dalam korteks adalah empat buah lobus atau cuping, yaitu temporal, frontal, occipital, dan parietal. Bagian-bagian tersebut dinamai berdasarkan letaknya setalah tulang tengkorak.Sejak lama muncul berbagai pendapat tentang fungsi tersebut dalam otak. Lobus frontal berhubungan dengan konsentrasi, lobus temporal berhubungan dengan bahasa dan ingatan, lobus parietal berhubungan dengan sensor data dan lobus occipital berhubungan dengan pengelihatan dan persepsi. Jadi, proses kesadaran pikiran bergantung pada interaksi kompleks di bagian-bagian otak.



A. Latar Belakang
Otak merupakan bagian tubuh yang terpenting. Walaupun nampaknya sederhana, sebenarnya otak luar biasa rumitnya. Otak terdiri atas miliaran sel syaraf aktif atau neuron. Neuron-neuron inilah yang mengatur seluruh aktivitas tubuh. Semua stimulus berupa pesan-pesan yang sedang dihadapi manusia terus-menerus masuk, diolah, direspon dan respon tersebut disampaikan ke bagian tubuh yang dituju. Satu sama lain dari bagian otak mempunyai keterkaitan dengan adanya synap-synap yang menghubungkan antar neuron. Karena itu, apabila terjadi kerusakaan pada otak, penanganannya harus ekstra hati-hati. Salah sedikit saja bisa menyebabkan lumpuhnya fungsi anggota tubuh. Menjadikan seorang individu bisa mempunyai kecacatan tertentu, sesuai dengan bagian otak mana yang mengalami kerusakan.
B. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah anatomi otak. Dan untuk menginformasikan ilmu pengetahuan mengenai otak serta mengangkat salah satu kelainan yang disebabkan oleh kerusakan otak. Yakni, kerusakan otak pada anak autis.
C. Metode
Metode yang di gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kepustakaan yang mana data-datanya didapat dari berbagai sumber baik dari internet dan dari buku serta materi saat perkuliahan.
BAB II Kerusakan Otak Pada Anak Autistik
A. Struktur Anatomi dan Fisilogi Bagian-bagian Otak
Dalam bukunya The learning Revolution, Gordon Drayden dan Jeannette Vos, Ed. D. menyebutkan bahwa otak terdiri atas :
1. 100 milyar sel syaraf aktif atau neuron, satu neuron bisa memiliki 20.000 cabang.. Setiap neuron terdiri atas :
a). nucleus atau inti sel
b). neurit atau badan sel
c). dendrit yang merupakan prosessus yang menghantarkan rangsang atau impuls dari seluruh tubuh atau neuron lain ke otak, jumlahnya banyak dan mengandung berbagai organel
d). akson, prosesur yang menghantarkan rangsang yang isa berupa respon atau perintah dari otak ke seluruh bagian tubuh atau neuron lain.
2. 900 milyar sel yang berperan mengisolasi dan memberi makan otak
3. memiliki tiga tingkatan, yakni:
a). Otak bawah atau otak insting yang mempunyai fungsi dasar bernafas dan metabolisme. Disebut juga otak reptile.
b). Otak tengah berupa daerah yang dinamakan limbic system, berperan sebagai pusat emosi, memosi dan seksualitas.
c). Kulit otak yang di sebut korteks cerebri atau otak bagian atas yang berperan sebagai fungsi luhur, pusat integrsi dari semua sensoris infut, berfikir dan mencipta.
4. memiliki dua belahan, yang keduanya dipisahkan oleh corpus colosum yakni:
a). belahan otak kiri sebagai kemampuan akademik (tata bahasa, logika, angka, analisis, daya ingat, dan rasional).
b). otak kanan sebagai otak kreatif (irama, musik, imajinasi, warna, lamunan, dan dimensi).
5. bekerja seperti jaringan telephone yang mengumpulkan jutaan pesan dalam sedetik berbagai sisi anggota tubuh, lalu seolah-olah langsung diberikan respon.
Hal ini terjadi karena adanya neurotransmitter, yakni zat kimia yang berada di ujung akson. Sehingga saat pesan masuk ke dalam sel syaraf, khususnya akson menyebabkan adanya beda potensial antara ujung syaraf yang satu dengan yang lainnya. Pesan yang masuk berubah menjadi liran listrik yang mudah dihantarkan.
6. memiliki 7 perbedaan pusat intelegensi, yaitu mendengar,berbicara, melihat, berpikir, merasakan, berpersepsi,/memahami, bergerak.
7. beroperasi paling sedikit pada 4 gelombang
8. mengontrol system transmisi yang memantulkan pesan-pesan elekrikkimia dengan segera ke setiap bagan tubuh
9. memegang kunci revolusi belajar personal individu.
Menurut susunan syarafnya, otak di bagi menjadi dua bagian, yaitu ;
1. Susunan syaraf pusat atau central nervous system
a). Otak besar (cerebrum) yang terdiri dari bagian:
- anterior atau depan/muka yang merupakan daerah lobus prontalis sebagai pusat motorik
- posterior atau belakang yang merupakan daerah lobus occipitalis sebagai pusat sensorik penglihatan, lobus temporalis sebagai pusat pendengaran, dan lobus parietalis sebagai pusat sensibilitas.
- Hemisphere yang terdiri dari sinista atau otak belahan kiri dan dextre atau otak belahan kanan.
b). Otak kecil (cerebellum) merupakan pusat koordinasi dan ketrampilan
c). Sum-sum tulang belakang (Medulla spinalis) yang merupakan sisitem penunjang hidup dalam tubuh. Fungsinya sebagai pusat pengaturan, sperti penaturan suhu, tekanan dara, pertumbuhan, pernafasan, tekanan darah dan menjaga kelangsungan hidup saat kita tertidur.
2. Susunan syaraf tepi atau perifer nervous system yang terdiri dari :
a). Cranioskarel atau sel syaraf tubuh
- nervi cranialis yang terdiri dari 12 pasang, terdiri atas nervus:
I olvaktorius, syaraf penciuman
II opticus, syaraf penglihatan
III occulomotorius, syaraf ke bola mata
IV trochlelaris, syaraf ke bola mata
V trigeminus, syaraf ke dan dari muka dan gigi
VI abducen, syaraf ke bola mata
VII facialis, syaraf dari lidah ke otot muka dan kelenjar ludah
VIII acutiscus, syaraf dari telinga
IX glossopharingeus, syaraf dari pharink, dari lidah, dan kelenjar
X vagus, syaraf ke alat-alat dalam tubuh
XI acessorius, syaraf ke otot-otot bahu
XII hypoglosus, syaraf ke lidah
- nervi spinalis
b). Sel syaraf otonom, terdiri atas dua bagian yang bekerja secara berlawanan.
- system syaraf simpatis yang merangsang suatu organ untuk bekerja. Contohnya saat kita marah otot jantung berdetak lebih cepat,pupil mata membesar, suhu tubuh meningkat.
- system syaraf para simpatis yang bekerja kebalikannya.
B. Kerusakan Otak Pada Anak Autistik
Seperti yang telah dipaparkan di atas, otak merupakan bagian terpenting. Menurut para ahli, perkembangan otak yang paling pesat adalah ketika anak berada pada 5 tahun pertamanya. Menurut Hardiono SpA(K) dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI, pada penderita autis terdapat pola pertumbuhan otak yang berbeda dengan anak normal. perbedaan tersebut adalah :
1. Terjadi percepatan pertumbuhan otak secara abnormal dengan fungsi abnormal pada usia pra natal sampai usia 2 atau 3 tahun. Yaitu adanya Pembesaran volume otak tidak merata yang terdapat hanya pada bagian tertentu (pada substansi putih otak besar dan otak kecil serta substansi kelabu otak besar).Namun mulai usia 6 tahun sampai remaja, terjadi perlambatan pertumbuhan otak sehingga volume otak pada remaja dan dewasa yang autis lebih kecil dibanding otak normal.
2. Pertumbuhan saraf otak yang menunjukkan kondisi growth without guidance dimana kematian dan petumbuhan sel secara tak beraturan, sehingga menekan pertumbuhan sel saraf lain. Seperti berkurangnya akson, dendrit, dan sinaps. Dipicu oleh Peningkatan neurokimia otak yang berlebihan (brain-derived neurotrophic factor, neurotrophin-4, vasoactive intestinal peptide, calcitonin-related gene peptide) yang merupakan zat kimia otak yang bertanggung jawab untuk mengatur penambahan sel saraf, migrasi, diferensiasi, pertumbuhan, dan perkembangan jalinan sel saraf.
3. Gangguan pada sel Purkinye dapat terjadi secara primer atau sekunder. Bila autisme disebabkan faktor genetik, gangguan sel Purkinye merupakan gangguan primer yang terjadi sejak awal masa kehamilan. Degenerasi sekunder terjadi bila sel Purkinye sudah berkembang, kemudian terjadi gangguan yang menyebabkan kerusakan sel Purkinye. Kerusakan terjadi jika dalam masa kehamilan ibu minum alkohol berlebihan atau obat seperti thalidomide.
4. Gangguan pada otak kecil menyebabkan reaksi atensi lebih lambat, kesulitan memproses persepsi atau membedakan target, overselektivitas, dan kegagalan mengeksplorasi lingkungan.
5. Pembesaran otak secara abnormal juga terjadi pada otak besar bagian depan yang dikenal sebagai lobus frontalis. Kemper dan Bauman menemukan berkurangnya ukuran sel neuron di hipokampus (bagian depan otak besar yang berperan dalam fungsi luhur dan proses memori) dan amigdala (bagian samping depan otak besar yang berperan dalam proses memori).
Ditambahkan pula oleh dr Chatijah Satrio Wibowo SpKJ dari Bagian Ilmu Penyakit Jiwa Fakultas Kedokteran UnPad, menyatakan bahwa bahan kimia otak yang kadarnya abnormal pada penyandang autis adalah serotonin 5-hydroxytryptamine (5-HT), yaitu neurotransmiter atau penghantar sinyal di sel-sel saraf. Sehingga anak autis cendrung agresivitas, hiperaktivitas, dan perilaku menyakiti diri sendiri.
Data-data di atas merupakan hasil penelitian struktur otak lewat bedah otak pada penyandang autis yang telah meninggal serta pencitraan otak dengan magnetic resonance imaging (MRI), single photon emission computed tomography (SPECT), maupun positron emission tomography (PET) menunjukkan kelainan pada hampir semua struktur otak.
BAB III Kesimpulan
Begitu pentingnya peranan otak bagi manusia, maka dari itu kita mestinya memperhatikan faktor lingkungan yang menentukan perkembangan otak ini, antara lain kecukupan oksigen, protein, energi, serta zat gizi mikro seperti zat besi, seng, yodium, hormon tiroid, asam lemak esensial, serta asam folat dalam tubuh. Supaya otak yang kerjanya luar biasa ini bisa berkembang dengan baik.
Hindari juga pengkonsumsian alkohol, jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak kasein dan gula. Keracunan timah hitam, aluminium serta metilmerkuri, infeksi yang diderita ibu pada masa kehamilan, radiasi, serta ko kain harus di waspadai karena menyebabkan kerusakan pada otak sehingga anak mengalami gangguan tertentu. Seperti pada anak autis, intervensi dini sebelum itu terjadi sangat penting. Dan apabila sudah terjadi maka kita harus melakukan penanganan dengan sebaik mungkin didampingi rujukan para ahli.
Referensi :

penyalah gunaan obat2an

“SUBSTANCE ABUSE”
PENYALAHGUNAAN SUBSTANSI

Penyalahgunaan obat2an didefinisikan sebagai “suatu pola psikoaktif yang menggunakan yang berdampak terhadap kesehatan”. Substansi tersebut antara lain: kafein, tembakau, alcohol, dn obat2an. “Abuse” bias bervariasi termasuk percobaan (coba-coba), penyalahgunaan resep obat, atau juga kecanduan. “Addiction “ menggambarkan suatu ketergantungan secara fisik dan atau psikologis terhadap substansi yang disalahgunakan tersebut. “Substanse Abuse” apakah itu coba-coba maupun ataupun ketagihan, memiliki dampak bagi kesehatan wanita dan janinnya atau pada BBL.
Wanita yang kecanduan alcohol dan obat2an biasanya menderita masalah psikologis yang serius, beresiko mengalami defisiensi nutrisi, mengalami keterlambatan prenatal care, dan mengalami kesulitan kunjungan dan jadwal perawatan, sering lehidupan personal dan sosialnya mengalami kesulitan dan menempatkan mereka pada resiko terhadap enyakit2 yang ditularkan melalui penyalahgunaan obat2an dan seks bebas.

SUBSTANSI YANG BERPOTENSI SEBAGAI “ABUSE”
KAFEIN.
Kafein adalah suatu zat stimulansia SSP yang ringan, dan merupakan zat yang paling banyak disalahgunakan. Kopi dan the merupakan sumber kafein yang paling terkenal, tetapi inuman cola, soft drinks, coklat, cocoa, obat2an tertentu juga merupakan sumber2 lain dari kafein. Selama kehamilan, masa paruh kafein dalam tubuh wanita meningkat dua kali sampai empat kali lipat. Pemanjangan masa paruh kafein dalam tubuh wanita ini berkontribusi terhadap peningkatan efek di dalam kehamilan.
Kafein dapat menyebabkan pola denyut nadi ibu berubah mirip seperti pada dampak kekurangan tidur, iritabilias, nervousness, dan kecemasan. Fetal tachycardia dijumpai setelah ibu mengkonsumsi kafein dalam dosis yg tinggi. Kurang tidur dan iritabilitas dapat dilihat ketika pemberian ASI kepada bayi. Seseorang yang mengkonsumsi kafein lebih dari 500 mg perhari (sekitar 5 cangkir kopi) mungkin akan menunjukkan gejala seperti: kepala sakit, lelah, dan lemah, etika kafeinnya di hentikan.
Wanita dengan mengkonsumsi kafein sering kali juga merokok. Konsumsi keduanya kafein (sekitar 300 mg perhari) dan rokok meningkatkan kejadian BBLR, terlihat ada bayi yang terlahir dari ibu yang perokok. Konsumsi kafein yang tinggi (> dari 600 mg perhari) telah diketahui meningkatkan angka kejadian aborsi. Hubungan antara konsumsi kafein dan rokok masih belum jelas studi tentang pengaruh kafein dalam kehamilan, sehungga kafein masih belum begitu jelas diketahui menjadi factor pada kasus aborsi spontan.

TEMBAKAU
Merokok baik pasif ataupu aktif telah menjadi perhatian utama, instansi kesehatan masyarakat. Merokok pada wanita tidak mengalami penurunan angka daripada pada laki2. sekitar 38% wanita hamil masih merokok selama hamil. Nikotin yang terkandung dalam tembakau berhubungan dengan ketergantungan dan efek samping. Nikotin adalah vasokonstriktor utama, dan meningkatkan tekanan darah, denyut nadi, dan kadar efineprin dalam darah, norefineprin, dan karbon monoksida. Penggunaan tembakau dalam waktu lama berhubungan dengan angka kejadian kanker, khusunya kanker paru pada perokok dan kenker mulut pada pegunyah tembakau. Penyakit kardiovaskuler dan pernafasan adalah dihubungkan dengan perilaku erokok ini. Wanita yang merokok memiliki resiko erjadi penyakit tromboembolitik.
Merokok pada kehamilan meningkatkan resiko spontaneous abortion, abnormal plasenta (termasuk plasenta abortion dan pasenta previa), juga preeklamsia. Selama kehamilan, nikotin berakibat pada sirkulasi maternal dan menyebabkan konstriksi dari uterus dan pembuluh arah plasenta. Merokok pada kehamilan erhubungan deat dengan angka kejadian BBLR, menurunkan lama kehamilan, dan kelahiran preterm. Bayi dari wanita yang perokok mempunyai insidens kejadian apneu yang lebih tinggi dan SIDS (sudden Indantf Death Syndrome). Efek pada bayi baru lahir mungkin merupakan kombinasi dari efek2 selama intra uterin pada ibu yang merokok dan efek sebagai prokok pasif setelah ia terlahir.
Wanita yang merokok diperintahkan untuk berhenti selama masa laktasi. Karena resiko yang dihadapi bayi bukan hanya terletak pada kandungan nikotin dalam ASI juga pada bahaya sebagi perokok pasif. Wnita yang tergolong perokok berat (> dari 20 batang perhari) mungkin akan mengalami penurunan produksi ASI.
Tindakan preventif bagi semua wanita, khususnya remaja, seharusnya ermasuk mencegah dari bahaya sebagai perokok pasif. Wanita yang merokok sekali atau 2 kali selama 1 bulan dapat berhenti merokok ketika telah diberikan informasi seputar bahaya merokok bagi kesehatannya dan bagi kesehatan anaknya. Informasinya sendiri mungkin kurang cukup bagi wanita yang hamil dengan riwayat sebagai perokok berat. Program penghentian merokok meliputi pendidikan, dukungan individu, dan dukungan gup, serta tindak lanjut follow up sering menjadi tindakan yang efektif.

MARIYUANA
Mariyuana diklasifikasikan sebagai bahan halusinogenik. Kerja mariyuana adalah mirip dengan alcohol, pada permulaan stimulasi diikuti dengan engan perasaan enak. Mariyuana menyebabkan takikardi, dan menurunkan tekanan darah, berakibat pada hipotensi ortostatik. Merokok dengan Mariyuana memiliki efek terhadap paru mirip dengan merokok dengan tembakau. Perokok mariyuanan juga menyebabkan peningkatan penyakit respiratori dan memproduksi zat residu lebih banyak di paru daripada pada perokok tembakau. Meokok mariyuanan sama bahayanya dengan meokok dengan tembakau terhadap angka kejadian kanker paru.
Tidak ada efek merugikan dari mariyuana selama melahirkan, tetapi perdebatan erus berlangsung. Yang diketahui sebenarnya adalah bahwa mariyuana digunakan bersama dengan kombinasi dengan substansi lain mengakibatkan gangguan pada efek tiap2 bahan. Mariyuana memiliki efek yang berbeda dengan alcohol selama kehamilan dan meningkatkan resiko terjadinya fetal alcohol syndrome.

ALKOHOL
Alkohol merupakan depresan susunan syaraf pusat. Setelah kafein, alcohol seing disalahgunakan. Alcohol juga merupakan bahan tambahan yang sering dipakai dalam obat2an, terutama pada gejala batuk dan demam.
Alcohol dapat diabsorbsi di dalam lambung dan system GI. Dalam kesehatan orang dewasa, lebih dari 90 % alcohol yang diminum di metabolisme di dalam hati. Intoksikasi terjadi ketika alcohol yang diminum dan diserap melebihi dari alcohol yang mampu dinetralisir oleh hati. Toleransi kemudian terjadi ketika metabolisme menyebabkan efek kronik, sehingga lebih banyak alcohol yang dibutuhakn untuk memperoleh efek yang sama. Perhatian sekarang adalah terjadinya toleransi silang antara alcohol dengan sunstansi lain. Individu yang mengalami toleransi terhadap alcohol mirip dengan individu yang toleransi erhadap bahan sedative dan hipnotil, yaitu sama2 membutuhkan jumlah bahan yang lebih besar untuk memperoleh efek yang sama. Setelah mengalami toleransi, wanita yang menyalahgunakan alcohol dan sedative/hipnotik akan menunjukkan efek ketergantungan system syaraf pusat terhadap depresan.
Alat utama yang dapat dipakai untuk mengetahui riwayat pemakaian alcohol pada wanita hamil adalah dengan menggunakan T-ACE, 4 pertanyaan sederhana yang dapat ditanyakan sebagai bagian dari riwayat kesehatan untuk mengidentifikasi penyalahgunaan alcohol pada wanita. Pada pemeriksaan awal, T-ACE mengidentifikasikan 7-10 wanita hamil yang peminum. Initial huruf (aakronim) adalah klue pada sebuah kata pertanyaan ada maksud pertanyaan di bawah ini:
T berapa banyak minuman yang anda ambil (“Take”) untuk mebuat anda merasa tinggi? (tolerance).
A Pernahkah orang lain mengganggu anda (“Annoyed”) dengan membrikan kritikan terhadap perilaku minum anda?
C pernahkan terpikirkan oleh anda untuk berhenti (“Cut down”) dari perilaku minum alcohol?
E pernahkan anda selalu minum wawl pagi hari untuk menenngkan pikiran dan perasaan hangover anda (“Eye Opener”)?
Seorang wanita dngan tolerasni yang masih rendah terhadap alkoholmungkin akan menjawab pertanyaan pertama dengan jawaban “satu atau dua kali minum/ “satu atau dua gelas wine”/ “satu atau dua bir”. Toleransi dan resiko berbahaya yang diakibatkannya akan terjadi ketika wanita menjawab “empat atau lima kali minum”/ “6 pack”/ “ saya dapat minum sepanjang alam dan tidak sampai mabuk”. Pertanyaan afirmasi berikutnya adalah berhubungan dengan level resiko dari konsumsi alcohol.
Konsumsi alcohol selama kehamilan telah dihubungkan dengan peningkatan resiko aborsi spontan ada trimester kedua serta defisiensi nutrisi. Alcohol adalah zat terotogenik terhadap fetus, derajat kerusakannya tergantung terhadap seberapa banyak konsumsinya dan kapan waktu konsumsi alcohol tersebut. Fetal alcohol syndrome mendeskripsikan efek konsumsi alcohol ibu terhadap anaknya. Fetal alcohol syndrome muncul sebagai akibat dari pertumbuhan retardasi prenatal dan postnatal, abnormalitas system syaraf pusat pada fetus dan anak, dan abnormalitas wajah. Fetal alcohol syndrome yang klasikterdiri dari minimal 2 dari hal2 berikut ini: mikrocephali, microopthalmia, short palpebra fissure, poorly developed philtrum. Abnormalotas tambahan berhubungan dengan alcohol adalah: cardiac septal defect, hemangioma, abnormal oral cavities, dan hipospadia.
Masih elum diketahui seberapa banyak alcohol yang masuk sehingga menyebabkan kejadian abnormalitas pada kasus fetal alcohol syndrome. Fetus kelihatan lebih rentan terhadap alcohol selama kehanilan minggu ertama, biasanya sebelum wanita diketahui hamil. Regular moderate ( lebih dari 2 vampuran minuman, 2 gelas wine, 2 bir sehari) sampai dengan alcohol berat selama tahap masa kehamilan telah dihubungkan dengan abnormalitas system syaraf pusat serta munculnya fetal alcohol syndrome.

COCAIN
Kokain adaah stimulant system syaraf senral. Kokain dipakai dalam berbagai cara melalui: itravena, subcutan, dan melalui hidung; dapat juga melalui merokok, sebuah metode yang disebut sebagai “freebasing”. Bentuk khusus dari kokain yang murni disebut “crack” yang biasanya diinhalasi atau dirokok. Rasa euphoria yang dihasilkan oleh crack lebih cepat dan hebat. Bahaya yang ditimbulkan dari konsumsinya freebasing tadi atau pada konsumsi crack, adalah lebih murni daripada bentuk yg lainnya, dan pecandu biasanya mungkin inadvertently overdosis.
Efek dari masuknya kokain meliputi: takikardi dan distritia cardiac, vasokonstriksi, hipertensi, hipertermia, dan seizures. Komplikasi merupakan akibat dari efek vascular dari kokain termasuk miocard infarction, CVA, dan kematian. Seorang wanita yang baru saja menggunakan kokain mungkin akan didiagnosa yang salah sebagai preeklampsia atau eklamsia selama kehamilan.
Selama kehamilan, kokain dihubungkan dengan kejadian aborsi spontan, kelahiran preterm, plasenta aborsio, kelahiran cepat, intoleransi fetal terhadap kelahiran, BBLR, dan kematian fetal. BBL yang terekspos dengan kokain memiliki insiden yang lebih besar terhadap malformasi congenital, meskipun tidak mengalami oerubahan wajah,. Perilaku yang abnormal seperti waktu tidur yang sempit, dan iritabilitas, telah dilaporkan. Bayi yang terekpos dengan kokain pada saat dalam rahim mempunyai resiko lebih tinggi terhadap SIDS. Gejala withdrawl pada bayi dengan ibu kecanduan kokain adalah lebih ringan daripada bayi yang kecanduan narkotik. Gejala withdrawl ada bayi baru lahir meliputi iritabilitas, masalah gastrointestinal, an masalah pada pernafasan.
Wanita yang menyalahgunakan kokain perlu mendapatkan pelayanan penuh dengan program perawatan obat dan seorang petugas kesehatan untuk menyiapkan dan mengatur komplikasi saat melahirkan dan pada anaknya.

AMFEMATIN
Amfetamin adalah zat stimulansia yang mirip dengan kokain. Amfetamin sering dijumpai pada produk2 diet. Wanita yang menggunakan amfetamin sering meningktkan efeknya seperti pada jenis obat lain seperti kokain. Resiko yang dihadapi oleh wanita meliputi: resiko gangguan kardiovaskuler untuk kokain. Selanjtnya amfetamin juga dapat menyebabkan efek paranoid dan halusinasi. Fetal dan BBL yang mengalami efek seharusnya sama sebagaimana yang sdh dideskripsikan tentang kokain.

OPIATE
Opiate termasuk morfin, kodein, meperidin (demorol), fenranyl, heroin, methadone, oxymorphon, dan hidromorphon. Opite sering digunakan secara intravena. Resiko dari penggunaan obat adalah bersamaan dengan resiko pada perilaku penggunaan jarum beramai-ramai, seperti hepatitis, HIV, endokarditis, selulitis. Wanita yang ketergantungan pada opiate berada pada resiko tinggi mengalami STD (sexual Trnsmitted desease), gangguan nutrisi berat, dan polydrug use. Bahaya yang akut dari penggunaan opiate adalah overdosis dan kecanduan. Kecanduan opiate semasa kehamilan dihubungkan dengan fetal distress dan fetal death. Penggunaan opiet krnik dihubungkan dengan BBLR, dan lingkar kepala yang kecil. Kecanduan opiate membutuhkan terapi supportive dengan bantuan terapi obat2an.
Bidan seharusnya berkonsultasi dengan dokter berhubungan dengan manajemen dan kemungkinan upaya detoksifiksi atau konversi menjadi methadone untuk wanita pecandu opiate. Wanita diberikan program methadone selama kehamilan sehingga obat yang diterima dapat diregulasi dan terjadinya resiko overdosis dan kecanduan dapat dicegah. Tetapi penggunaan methadone sendiri masih kontrversial, sebab efek ecanduan terhadap methadone pada BBL lebih parah daropada efek kecanduan opiate, dank karena wanita menggunakan methadone sebagai tambahan untuk illicit drugs.
Selama melahirkan, perawat harus memperhatikan dan mengamati efek dari putus obat. Gejala putus obat termasuk vomiting, diarea, kecemasan, waktu istirahat yang kurang, perasaan hangat, dank ram abdomen. Karena gejala ini dapat juga ditemukan normal pada wanita melahirkan normal, berhati-hatilah dalam mengevaluasinya. Hal ini sangat penting untuk membrikan pertanyaan kepada wanita secara hati-hati untuk memastikan waktu pertama kali mengunakan opiate. Jika gejala masih ada dan gejala putus obat mulai muncul, melakukan pengkajian dan terapi narkotik mungkin sangat doperlukan. Jumlah dosis obat yang adekuat untuk menjaga dan mencegah gejala putus obat serta mencegah efek negative terhadap janin dan sang ibu. Ketika kecanduan dan gejala putus obat muncul, butorphanol (stadol) haruslah dicegah diberikan pada wanita mau melahirkan. Butorphanol dapat mengaktifkan respon putus obat pada wanita yang menggunakan obat opiate.

MANAGEMAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN SUBSTANSI SELAMA MASA KEHAMILAN.
Mendapatkan data melalui riwayat pasien dengan beberapa pertanyaandiarahkan untuk mendeteksi ada tidaknya substansial abuse. Wanita sering mempunyai perilaku “abuse” lebih dari satu kali. Sebagai contoh: kafein dan rokok, wanita yang “abuse” sedative juga biasanya “abuse” stimlansia. Polydrugs sering dijumpai bersamaan dengan illicit brug seperti kokain, heroin, atau maroyuana. Bidan harus menanyakan iinformasi pada penggunaan semua substansia, termasuk over the counter medications, obat2 resep, illicit drug, tembakau, dan alcohol. Hal itu penting untuk mengetahui metode konsumsinya, jumlahnya, dan kombinasinya. Obat kombinasi meningkatkan potensial dari efek dari masing2 obat.
Setelah mengidentifikasi, mangemen itujukan pada pengurangan atau penghilangan substansi dan factor yang mengikutinya. Strategi spesifik untuk mengintervensi pada “abuse” substansi tergantung kepada substansinya dan cara penggunaanya.
Ketika “abuse” substansi muncul selama kehamilan, manajemen haruslah dilakukan melibatkan ibu, bayi dan resiko yang dihubungakn dengan penggunaan substansi. Dalam peresepan obat2an, petugas medik harus diingtkan untuk tiak menggunakan preparations dengan kandungan alcohol tinggi. Untuk wanita yang “abuse” alcohol dan atau obat, atau produk yg nebgandung alcohol dapat potensial meningkatkan efek dari bat2 lainnya yang digunakannya. Peresepan obat2an yang mengandung alcohol telah mensabotase wanita yang hendak berhenti dari pemakaian alkohol.
Ketika wanita dicurigai ektif menggunakan alcohol atau obat2an atau yang ia kenal lainnya, perawat arus mengambil tindakan untuk mencegah nyeri seperti pada pengalaman ketika kehamilan dan melahirkan. Wanita memerlukan support penuh dengan analgesic dan anastesi. Pengkajian riwayat yang tepat dan monitoring reaksi wanita terhadap medikasi akan menimbulkan penyembuhan nyeri tanpa takut resiko overmedication. Witholding medication karena riwayat subtstanse “abuse” adalah cruel dan tidak dibutuhkan. Manajemen nyeri yang tepat tidak akan mencetuskan kekambuhan atau menghambat kebiasaan obat.
Upaya perawatan terhadap wanita yang mengalamu penyalahgunaan obat membutuhkan bantuan kolaborasi dari bidannya dan petugas professional lainnya dalam program multidisiplin yang telah memiliki keahlian dalam penanganan penyalahgunaan dan kecanduan chemical “abuse”. Petugas professional dapat terdiri dari: pekerja social, konselor chemical “abuse”, psikologis, psikiatris, mutrisionist, farmakologist, dan dokter dengan pengetahuan dan pengalaman dalam memanage detoksifikasi. Bidan harusmengkoordinasi perawatan wanita dengan para professional tersebut dalam perawatan penyalahgunaan substansi. Hal itu penting bahwa wanita yang dalam perawatan menerima informasi yang konsistendan semua tim mempunyai pengharapan yang sama untuk perilakunya. Pelatihan dan perawatan serta perbaikan biasanya agak lama, ditandai dengan waktu sukses dan waktu kambuh. Siklus pebaikan meliputi waktu ketika wanita tdk lagi mengenali kebutuhan untuk merubah perilakunya, waktu untuk berkontemplasi dimana masalah telah dikenal tetapi tidak mebutuhkan lagi upaya peaikan, waktu ketika wania menyusun rencana kegiatan, waktu melakukan kegiatan, dan waktu untuk maintenance/pemeliharaan. Kekambuhan diharapkan, dan perbaikan setelah kekambuhan mempunyai arti pengulangan kembali siklus perbaikan. Faktor2 yang memotivasi perbaikan pada wanita yang penyalahgunaan substansi alcohol maupun obat bermacam2 dan tidak dapat diprediksi. Kadang2 berorientsi kepada sang bayi selam ehamilan, kadang2 terhadap percepatan untuk memulai siklus perbaikan. Untuk wanita dengan kecanduan tidak dapat menuju siklus perbaikan, berbagai perhatian yang ditujukan ke sang bayi mungkin dapat mengingatkan wanita dari obat yang didapatkannya. Wanita yang sendiri memiliki kekuatan untuk mengubah perilaku kecanduannya. Bidan harus memberikan dukungan terus-menerus kepada wanita ketika hendak mengenali pola perbaikan dan pola kekambuhan dari kecanduan. Dengan menyediakan erawatan berkelanjutan, bidan dapat bekerja untuk meminimalkan komplikasi maternal dan fetal, memperoleh penurunan penggunaan substansi, dan mendukung support siklus perbaikan.


LAKTASI
penyalahgunaan substansi pada wanita yang menyusui akan diteruskan kepada bayi selama menyusuinya. Keuntungan menyusui harus dipertimbangkan lagi dengan dampak kerugian dari masuknya substansi yang berbahaya kepada sang bayi. Bayi dengan fungsi liver yang belum matang, memiliki kemampuan yang sangat terbatas dalam kemampuan memetabolisme dan mengekskresi obat. Selain itu efek dari oat2an pada infant (contoh iritabilitas) dapat menambah masalah ibu dalam erawatan bayinya. Wanita dengan penyalahgunaan substansi sering memiliki kemampuan yang menurun dan koping yang kurang dalam menangani masalah pada bayinya sendiri. Wanita yang aktif dalam penyalahgunaan substansi memiliki peningkatan resiko tingkah laku terhadap penularan STD, termasuk HIV, dimana dapat ditransmisikan kepada bayi melalui ASI. Bidan harus menolong ibu untuk membuat keputusan entang apakah melakukan laktasi setelah melihat riwayat kesehatannya, penggunaan obat terkini, situasi social, dan esiko terhadap bayi, sehingga Laktasi adalah merupaka ontraindikasi bagi ibu yang masih menggunakan alcohol, mariyuana, Phencyclidine (PCP), cocain, heroin, methadone, Librium, diazepam (valium), atau haldol.
Beberapa kondisi memerlukan laporan tentang penyalahgunaan substansi, dan beberapa lainnya memerlukan laporan screening universal pada bayi baru lahir terhadap kejadian penyalahgunaan substansiobat pada ibu selam kehamilan. Sedangkan etika tentang skrening masih aktif diperbincangkan. Hal itu penting bagi para bidan, untuk mengenal dan melaporkan dengan peraturan yang berlaku di Negara, skrening dan atau pelaporan.

kimia

MAKALAH KIMIA ATOM








Disusun oleh :

EKO PEBRIANTO
STIKES BAHRUL ULUM
TAMBAK BERAS JOMBANG



I. PENDAHULUAN

Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki sifat-sifat dasar tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil yang terdiri dari proton dan neutron dan sejumlah elektron pada jarak yang jauh.
Pada tahun 1913 Neils Bohr pertama kali mengajukan teori kuantum untuk atom hydrogen. Model ini merupakan transisi antara model mekanika klasik dan mekanika gelombang. Karena pada prinsip fisika klasik tidak sesuai dengan kemantapan hidrogen atom yang teramati.
Model atom Bohr memperbaiki kelemahan model atom Rutherford. Untuk menutupi kelemahan model atom Rutherford, Bohr mengeluarkan empat postulat. Gagasan Bohr menyatakan bahwa elektron harus mengorbit di sekeliling inti.
Namun demikian, teori atom yang dikemukakan oleh Neils Bohr juga memiliki banyak kelemahan. Model Bohr hanyalah bermanfaat untuk atom-atom yang mengandung satu elektron tetapi tidak untuk atom yang berelektron banyak.


II. ISI
• Sejarah
Di awal abad ke-20, percobaan oleh Ernest Rutherford telah dapat menunjukkan bahwa atom terdiri dari sebentuk awan difus elektron bermuatan negatif mengelilingi inti yang kecil, padat, dan bermuatan positif. Berdasarkan data percobaan ini, sangat wajar jika fisikawan kemudian membayangkan sebuah model sistem keplanetan yang diterapkan pada atom, model Rutherford tahun 1911, dengan elektron-elektron mengorbit inti seperti layaknya planet mengorbit matahari. Namun demikian, model sistem keplanetan untuk atom menemui beberapa kesulitan. Sebagai contoh, hukum mekanika klasik (Newtonian) memprediksi bahwa elektron akan melepas radiasi elektromagnetik ketika sedang mengorbit inti. Karena dalam pelepasan tersebut elektron kehilangan energi, maka lama-kelamaan akan jatuh secara spiral menuju ke inti. Ketika ini terjadi, frekuensi radiasi elektromagnetik yang dipancarkan akan berubah. Namun percobaan pada akhir abad 19 menunjukkan bahwa loncatan bunga api listrik yang dilalukan dalam suatu gas bertekanan rendah di dalam sebuah tabung hampa akan membuat atom atom gas memancarkan cahaya (yang berarti radiasi elektromagnetik) dalam frekuensi-frekuensi tetap yang diskret.
Pada tahun 1913, Niels Bohr, fisikawan berkebangsaan Swedia, mengikuti jejak Einstein menerapkan teori kuantum untuk menerangkan hasil studinya mengenai spektrum atom hidrogen. Bohr mengemukakan teori baru mengenai struktur dan sifat-sifat atom. Teori atom Bohr ini pada prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom dari Ernest Rutherford yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa apabila elektron dalam orbit atom menyerap suatu kuantum energi, elektron akan meloncat keluar menuju orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron itu memancarkan suatu kuantum energi, elektron akan jatuh ke orbit yang lebih dekat dengan inti atom.

• Gagasan Kunci Model atom Bohr
Dua gagasan kunci adalah:
1. Elektron-elektron bergerak di dalam orbit-orbit dan memiliki momentum yang terkuantisasi, dan dengan demikian energi yang terkuantisasi. Ini berarti tidak setiap orbit, melainkan hanya beberapa orbit spesifik yang dimungkinkan ada yang berada pada jarak yang spesifik dari inti.
2. Elektron-elektron tidak akan kehilangan energi secara perlahan-lahan sebagaimana mereka bergerak di dalam orbit, melainkan akan tetap stabil di dalam sebuah orbit yang tidak meluruh.

• Postulat Dasar Model Atom Bohr
Ada empat postulat yang digunakan untuk menutupi kelemahan model atom Rutherford, antara lain :
1. Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak dalam suatu lintas edar berbentuk lingkaran mengelilingi inti atom ; gerak elektron tersebut dipengaruhi oleh gaya coulomb sesuai dengan kaidah mekanika klasik.
2. Lintas edar elektron dalam hydrogen yang mantap hanyalah memiliki harga momentum angular L yang merupakan kelipatan dari tetapan Planck dibagi dengan 2π.

dimana n = 1,2,3,… dan disebut sebagai bilangan kuantum utama, dan h adalah konstanta Planck.
3. Dalam lintas edar yang mantap elektron yang mengelilingi inti atom tidak memancarkan energi elektromagnetik, dalam hal ini energi totalnya E tidak berubah.
4. Jika suatu atom melakukan transisi dari keadaan energi tinggi EU ke keadaan energi lebih rendah EI, sebuah foton dengan energi hυ=EU-EI diemisikan. Jika sebuah foton diserap, atom tersebut akan bertransisi ke keadaan energi rendah ke keadaan energi tinggi.

• Model Atom Bohr
”Bohr menyatakan bahwa elektron-elektron hanya menempati orbit-orbit tertentu disekitar inti atom, yang masing-masing terkait sejumlah energi kelipatan dari suatu nilai kuantum dasar. (John Gribbin, 2002)”

Model Bohr dari atom hidrogen menggambarkan elektron-elektron bermuatan negatif mengorbit pada kulit atom dalam lintasan tertentu mengelilingi inti atom yang bermuatan positif. Ketika elektron meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya selalu disertai dengan pemancaran atau penyerapan sejumlah energi elektromagnetik hf.
Menurut Bohr :
” Ada aturan fisika kuantum yang hanya mengizinkan sejumlah tertentu elektron dalam tiap orbit. Hanya ada ruang untuk dua elektron dalam orbit terdekat dari inti. (John Gribbin, 2005)”


Gambar 1. Model Atom Bohr
Model ini adalah pengembangan dari model puding prem (1904), model Saturnian (1904), dan model Rutherford (1911). Karena model Bohr adalah pengembangan dari model Rutherford, banyak sumber mengkombinasikan kedua nama dalam penyebutannya menjadi model Rutherford-Bohr.
Kunci sukses model ini adalah dalam menjelaskan formula Rydberg mengenai garis-garis emisi spektral atom hidrogen, walaupun formula Rydberg sudah dikenal secara eksperimental, tetapi tidak pernah mendapatkan landasan teoritis sebelum model Bohr diperkenalkan. Tidak hanya karena model Bohr menjelaskan alasan untuk struktur formula Rydberg, ia juga memberikan justifikasi hasil empirisnya dalam hal suku-suku konstanta fisika fundamental.
Model Bohr adalah sebuah model primitif mengenai atom hidrogen. Sebagai sebuah teori, model Bohr dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan orde pertama dari atom hidrogen menggunakan mekanika kuantum yang lebih umum dan akurat, dan dengan demikian dapat dianggap sebagai model yang telah usang. Namun demikian, karena kesederhanaannya, dan hasil yang tepat untuk sebuah sistem tertentu, model Bohr tetap diajarkan sebagai pengenalan pada mekanika kuantum.



Keterangan
Gambar 2. Model Bohr untuk atom hydrogen
 Lintasan yang diizinkan untuk elektron dinomori n = 1, n = 2, n =3 dst. Bilangan ini dinamakan bilangan kuantum, huruf K, L, M, N juga digunakan untuk menamakan lintasan
 Jari-jari orbit diungkapkan dengan 12, 22, 32, 42, …n2. Untuk orbit tertentu dengan jari-jari minimum a0 = 0,53 Å

 Jika elektron tertarik ke inti dan dimiliki oleh orbit n, energi dipancarkan dan energi elektron menjadi lebih rendah sebesar



Gambar 3. Tingkat-tingkat energi atom Hydrogen
Tingkatan energi elektron dalam atom hidrogen
Model Bohr hanya akurat untuk sistem satu elektron seperti atom hidrogen atau helium yang terionisasi satu kali. Penurunan rumusan tingkat-tingkat energi atom hidrogen menggunakan model Bohr.
Penurunan rumus didasarkan pada tiga asumsi sederhana:
1) Energi sebuah elektron dalam orbit adalah penjumlahan energi kinetik dan energi potensialnya:


dengan k = 1 / (4πε0), dan qe adalah muatan elektron.
2) Momentum sudut elektron hanya boleh memiliki harga diskret tertentu:

dengan n = 1,2,3,… dan disebut bilangan kuantum utama, h adalah konstanta Planck, dan .
3) Elektron berada dalam orbit diatur oleh gaya coulomb. Ini berarti gaya coulomb sama dengan gaya sentripetal:

Dengan mengalikan ke-2 sisi persamaan (3) dengan r didapatkan:

Suku di sisi kiri menyatakan energi potensial, sehingga persamaan untuk energi menjadi:

Dengan menyelesaikan persamaan (2) untuk r, didapatkan harga jari-jari yang diperkenankan:

Dengan memasukkan persamaan (6) ke persamaan (4), maka diperoleh:

Dengan membagi kedua sisi persamaan (7) dengan mev didapatkan

Dengan memasukkan harga v pada persamaan energi (persamaan (5)), dan kemudian mensubstitusikan harga untuk k dan , maka energi pada tingkatan orbit yang berbeda dari atom hidrogen dapat ditentukan sebagai berikut:



Dengan memasukkan harga semua konstanta, didapatkan,

Dengan demikian, tingkat energi terendah untuk atom hidrogen (n = 1) adalah -13.6 eV. Tingkat energi berikutnya (n = 2) adalah -3.4 eV. Tingkat energi ketiga (n = 3) adalah -1.51 eV, dan seterusnya. Harga-harga energi ini adalah negatif, yang menyatakan bahwa elektron berada dalam keadaan terikat dengan proton. Harga energi yang positif berhubungan dengan atom yang berada dalam keadaan terionisasi yaitu ketika elektron tidak lagi terikat, tetapi dalam keadaan tersebar.
Dengan teori kuantum, Bohr juga menemukan rumus matematika yang dapat dipergunakan untuk menghitung panjang gelombang dari semua garis yang muncul dalam spektrum atom hidrogen. Nilai hasil perhitungan ternyata sangat cocok dengan yang diperoleh dari percobaan langsung. Namun untuk unsur yang lebih rumit dari hidrogen, teori Bohr ini ternyata tidak cocok dalam meramalkan panjang gelombang garis spektrum. Meskipun demikian, teori ini diakui sebagai langkah maju dalam menjelaskan fenomena-fenomena fisika yang terjadi dalam tingkatan atomik. Teori kuantum dari Planck diakui kebenarannya karena dapat dipakai untuk menjelaskan berbagai fenomena fisika yang saat itu tidak bisa diterangkan dengan teori klasik.

• Kelebihan dan Kelemahan Teori Bohr
o Keberhasilan teori Bohr terletak pada kemampuannya untuk meeramalkan garis-garis dalam spektrum atom hidrogen
o Salah satu penemuan adalah sekumpulan garis halus, terutama jika atom-atom yang dieksitasikan diletakkan pada medan magnet

Kelemahan
• Struktur garis halus ini dijelaskan melalui modifikasi teori Bohr tetapi teori ini tidak pernah berhasil memerikan spektrum selain atom hydrogen
• Belum mampu menjelaskan adanya stuktur halus(fine structure) pada spectrum, yaitu 2 atau lebih garis yang sangat berdekatan
• Belum dapat menerangkan spektrum atom kompleks
• Itensitas relatif dari tiap garis spektrum emisi.
• Efek Zeeman, yaitu terpecahnya garis spektrum bila atom berada dalam medan magnet.


III. KESIMPULAN

• Teori atom Bohr menyatakan bahwa elektron harus mengorbit di sekeliling inti seperti planet mengorbit Matahari.
• Model Bohr disambut sebagai langkah maju yang penting karena dengan cara memberi jarak pada orbit elektron,dapat menjelaskan spektrum cahaya dari sebuah atom.
• Elektron dapat berpindah dari satu orbit ke orbit lain dengan cara lompatan kuantum, dan lompatannya selalu melibatkan emisi atau absorpsi kuantum utuh dengan jumlah energi ekuivalen dengan hf atau kelipatannya,tapi tidak pernah ada nilai diantaranya.
• Bohr masih memakai hukum newton disamping beberapa postulat lain, nilai teori bohr tidaklah pada prediksi yang dapat dihasilkan tetapi pada pengertian dan hukum yang baru di ungkapkan.



IV. DAFTAR PUSTAKA

Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern. Jakarta : Erlangga
Gribbin, John. 2003. Fisika Kuantum. Jakarta : Erlangga
------. 2005. Bengkel Ilmu : Fisika Modern. Jakarta : Erlangga
Krane, Kenneth. 1988. Fisika Modern. Jakarta : UI Press
http://id.wikipedia.org/wiki/Model_Bohr
Elektro Indonesia no. 31/VI (Mei 2000)