Minggu, 16 Mei 2010

psikologi

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
By agustinus88
1. Pengertian
a. Skizofrenia
1) Skizofrenia adalah gabungan jiwa yang penderitanya tidak mampu menilai realitias (Reality Testing Ability/RAT) dengan baik dan pemahaman diri (self inside )yang buruk (Dadang Hawari,2001 ; 43)
2) Skizofernia merupakan suatu prikosa yang sering dijumpai dimana-mana sejak dahulu kala. Meskipun demikian pengetahuan kita sebab musabab dan patogenesanya sangat kurang (W.E.Maramis.1998 ; 215)
3) Skizonfrenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area funsi individu, termasuk berpikir dan berkomunikasi, menerima, dan menginterpretasikan relitas, merasakan dan menunjukan emosi, dan perilaku dengan sikap yang dapat diterima secara social (Ann Issac. Ahli bahasa Dean Praty. Cetakan 1. 2004 :151).
4) Skizonfrenia adalah sekelompok gabungan psikotes dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas pikir, kadang-kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirnya, waham yang kadang-kadang aneh, gangguan persepsi, afek abnormal yang terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya, dan autisme. Meskipun demikian, kesadaran yang jernih dan kapasitas intelektual biayanya tidak tergantung (Arif Mansjoer. Jilid 1.2000 :196).
5) Skizofernia adalah penyakit otak yang menetap dan serius yang menimbulkan perilaku psikotik, berpikir konkret, edan kesulitan pada proses pengolahan informasi, interpretasi hubungan dan pemecahan masalah (Stuart and Laraia. Edisi 3. 1998 : 406).
6) Skizofrenia menurut Eugen Bleuler adalah suatu keadaan yang menandakan adanya perpecahan (schism) antara pikiran, emosi, dan perilakkku pada pasien yang terkena (Kaplan dan Saddock. Alih bahasa Dr. Widjaja Kusuma. Jilid I. 1997 : 686).
Dari pengertian diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa skiofrenia adalah gangguan jiwa seseorang yang menandkan adanya perpecahan pikiran, emosi dan perilaku yang menimbulka perilaku psikotik, berfkir konkret, kesulitan berkomunikasi, pemecahan masalah dan tidak mampu menilai realitas.
b. Skizofrenia Hebrefrenik
1) Skizofrenia Hebrefrenik adalah perilaku yang khas, regresi, primitive, afek tidak sesuai denan karakteristik umumnya wajah dungu, tertawa aneh-aneh, menangis dan menarik diri secara ekstrim (Mary C. Towsend dalam Novy Helena C, 1998 : 143).
2) Skizofrenia Hebrefrenik adalah Percakapan dan perilaku yang kacau, serta afek yang datar atau tidak tepat, gangguan asosiasi juga banyak terjadi. (Ann Isaac, 2004 : 153)
3) Skizofrenia Hebrefrenik permulaanya subakut dan sering timbul pada masa remaja antara 15-25 tahun. Gejala yang mencolok ialah gangguan proses fikir, gangguan kemauan dan adanya depersonalisasi atau double personalitty. Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisem atau perilaku kekanak-kanakan sering terdapat pada herbefrenia, waham dan halusinasi banyak sekali. (Maramis, 1998 : 223)
Seseorang yang menderita skizofrenia herbefrenik, disebut juga disorganized type atau “kacau balau” yang ditandai dengan gejala-gejala antara lain sebagai berikut :
1) Inkoherensi yaitu jalan pikiran yang kacau, tidak dapat dimengerti apa maksudnya.
2) Alam perasaan yang datar tanpa ekspresi serta tidakserasi atau ketolol-tololan.
3) Perilaku dan tertawa kekenak-kanakan, senyum yang menunjukkan rasa puas diri atau senyum yang hanya dihayati sendiri.
4) Waham yang tidak jelas dan tidak sistematik tidak terorganisasi sebagai suatu kesatuan.
5) Halusinasi yang terpecah-pecaj yang isi temanya tidak terorganisasi sebagai satu kesatuan.
6) Perilaku aneh, misalnya menyeringai sendiri, menunjukkan gerakan-gerakan aneh, berkelakar, pengucapan kalimat yang diulang-ulang dan cenderung untuk menarik diri secara akstrim dari hubungan sosial (Dadang Hawari, 2001 :640.
Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan skizofenia hebrefrenik adalah gangguan jiwa dengan perilaku yang khas regresi dan primitif, afek tidak sesuai, dengan karakteristik umum wajah dungu, tertawa-tawa aneh, meringis, percakan dan perilaku yang kacau, permulaanya perlahan-lahan atau subakut, sering timbul pada masa remaja atau antara 15-25 tahun yang disertai adanya gangguan kemauan, gangguan psikomotor seperti manerisme, neologisme atau perilaku kekanak-kanakan, waham, dan halusinasi.
2. Psikodinamika Skizofrenia
a. Rentang Respon Neurobiologis
Gambar 1 : Rentang Respon Neurologis
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Pikiran logis Pikiran Menyimpang Kelainan pikiran/delusi
Persepsi akurat Ilusi Halusianasi
Emosi konsisten Reaksi emosional berlebihan Ketidak mampuan
Dengan pengalaman atau kurang untuk mengalami emosi
Perilaku sesuai Perilaku ganjil atau tak lazim Ketidakteraturan
Hubungan sosial Menarik diri Isolasi sosial
Sumber : (Stuart and Sudeen, 1998 : 302)
b. Proses Terjadinya Skizofrenia Herbefrenik
1) Faktor Predisposisi
Beberapa faktor predisposisi yang berkontribusi pada munculnya respon neurobiologi seperti pada harga diri rendah antara lain :
a) Faktor Genetis
Telah diketahui bahwa secara genets skizofrenia diturunkan melaluui kromosom-kromosom tertentu. Tetapi kromosom yang ke berapa menjadi faktor penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap penelitian. Diduga letak gen skizofrenia ada dikromosom no. 6 dengan kontribusi genetik tambahan no. 4, 8, 15 dan 22. Anak kembar identik memilki kemungkinan mengalami skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya mengalami skizofrenia, sementara jika dizigote peluangnya sebesar 15%. Seorang anak yang salah satu orang tuanya mengalami skizofrenia, ssementara bila kedua orang tuany skizofreia maka peluangnya menjadi 35%.
b) Faktor Neeurologis
Ditemukan bahwa korteks prefrotal dan korteks limbik pada klien skizofrenia tidak pernah berkembang penuh. Ditemukan juga pada klien skizofrenia terjadi penurunan volume dan fungsi otakyang banormal. Neurotransmitter yang ditemukan tidak normal khususnya dopamine, serotonine, dan glutamat.
c) Studi Neurotransmiter
Skizofrenia diduga juga disebkan oleh adanya ketidakseimbangan neurotransmtter dopamine yang berlebihan.
d) Teori Virus
Paparan virus influenza pada trimester 3 kehamilan dapat menjadi faktor predispossisi skizofrenia.
e) Psikologis
Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi skizofrenia antara lain anak yang diperlakukan oleh ibu pencemas, terlalu melindungi, dingin dan tidak berperasaan, sementara ayah yang mengambil jarak dengan anaknya.
2) Faktor Presipitasi
Faktor-faktor pencetus respon neurobiologis meliputi :
a) Berlebihannya proses inflamasi pada sistem saraf yang menerima dan memproses informasi di thalamus dan frotal otak.
b) Mekanisme penghantaran listrik di saraf terganggu.
c) Gejala-gejala pemicu seperti kondisi kesehatan, lingkunga, sikap da perilaku.
Gejala-gejala pencetus respon biologis :
(1) Kesehatan : nutrisis kurang, kurang tidur, ketidakseimbangan irama sirkadian, kelelahan, infeksi, obat-obatan sistem saraf pusat, kurangnya latihan dan hambatan untuk menjangkau layanan kesehatan.
(2) Lingkungan : lingkungan yang memusuhi, masalah rumah tangga, kehilangan kebebasan hidup, perubahan kebiasaan hidup, pola aktivitas sehari-hari, kesukaran berhubungan dengan oran lain, isolasi sosial, kurangnya dukungan sosial, tekanan kerja, stigmasisasi, kemiskinan, kurangnya alat transportasidan ketidakmampian mendapatkan pekerjaan.
(3) Sikap/perilaku : merasa tidak mampu, putus asa, merasa gagal, kehilangan kendali diri(demoralisasi), merasa punya kekuatan berlebihan dengan gejala tersebut, merasa malang, bertindak tidak seperti orang lain dari segi usia maupun kebudayaan, rendahnya kemampuan sosialisasi, perilaku agresif, perilaku kekerasan, ketidakadekuatan pengobatan dan ketidakadekuatan penanganan gejala.
c. Tanda dan Gejala Skizofrenia Herbefrenik
1) Inkoherensi yaitu jalan pikiran yang kacau, tidak dapat dimengerti apa maksudnya.
2) Inkoherensi yaitu jalan pikiran yang kacau, tidak dapat dimengerti apa maksudnya.
3) Alam perasaan yang datar tanpa ekspresi serta tidakserasi atau ketolol-tololan.
4) Perilaku dan tertawa kekenak-kanakan, senyum yang menunjukkan rasa puas diri atau senyum yang hanya dihayati sendiri.
5) Waham yang tidak jelas dan tidak sistematik tidak terorganisasi sebagai suatu kesatuan.
6) Halusinasi yang terpecah-pecaj yang isi temanya tidak terorganisasi sebagai satu kesatuan.
7) Perilaku aneh, misalnya menyeringai sendiri, menunjukkan gerakan-gerakan aneh, berkelakar, pengucapan kalimat yang diulang-ulang dan cenderung untuk menarik diri secara akstrim dari hubungan sosial (Dadang Hawari, 2001 :640.)

Skizofrenia dikenal sebagai salah satu sindrom klinis yang paling membingungkan dan melumpuhkan. Skizofrenia juga merupakan sindrome yang dikenal paling dekat dengan istilah gila yang selama ini dikenal oleh banyak orang.
Kenyataan yang ada menimbulkan pernyataan bahwa ternyata selama ini skizofrenia sangat sering menimbulkan ketakutan, kesalah pahaman, baik bagi orang di sekitar penderita dan mungkin bagi penderita sendiri. Dengan adanya konsepsi yang terus-terusan salah maka tidak menutup kemungkinan nantinya skizofrenia menjadi sesuatu yang seperti virus akut yang sangat ditakuti.
Sejarah juga berkata bahwa memang pada kenyataannya patologi macam skizofrenia masih jarang dikenal walaupun pada kenyataannya telah menyerang paling tidak 1% dari populasi di Amerika maupun eropa. Jelas hal ini perlu mendapatkan penyikapan yang cukup serius, baik di kalangan akademisi maupun kalangan umum.
A. Pengertian:
Skizofrenia adalah bentuk kegilaan dengan disintegrasi pribadi, tingkah laku emosional dan intelektual yang ambigious ( majemuk) dan terganggu secara serius, mengalami regresi atau dementiasi total pasien banyak melarikan diri dari kenyataan hidup dan berdiam dalam dunia fantasi.
B. Ciri-Ciri Utama
1. Gangguan Dalam Pikiran Dan Pembicaraan
Ø Gangguan Isi Pikiran
Biasanya bentuk gangguan dalam isi pikiran ini adalah waham atau keyakinan yang salah yang menetap pada pikiran seseorang tanpa mempertimbangkan dasar yang tidak logis dan tidak adanya bukti untuk mendukung keyakinan tersebut. Kita bisa memberi contoh seperti John Nash yang berwaham seolah dikejar-kejar oleh agen rahasia kelompok pembebasan dari soviet.
Ø Gangguan Bentuk Pikiran
Kalau orang normal biasanya cenderung memiliki pemikiran yang logis dan koheren maka berbeda lagi seorang skizofren yang berpikir secara nonorganisir dan bahkan tidak logis biasanya ditandai dengan pembicaraan yang tidak teratur, kacau, melompat dari satu topik ke topik lainnya dan tentunya pembicaraannya sulit dipahami
2. Kekurangan dalam pemusatan Perhatian
Orang yang menderita gangguan skizofrenia akan kesulitan sekali untuk bisa memustkan perhatian, tanda-tandanya biasanya adalah mereka sulit untuk menyaring keluar stimulus yang tidakrelevan dan mengganggu dan tidak penting, para penderita skizofren biasanya juga sulit m,enyaring suara-suara yang mengganggu.
3. Gangguan Persepsi
Mereka yang mengalami skizofrenia umumnya mengalami gangguan persepsi dan kebanyakan berupa halusinasi, mereka sering seolah mendengar suara, melihat sesuatu, mengalami,melakukan sesuatu yang pada kenyataannya hanya terjadi di realitas khayalan mereka.
4. Gangguan Emosional
Gangguan emosi dari penderita skizofrenia biasanya ditandai dengan afek yang tumpul atau, afek yang datar atau juga afek yang tidak sesuai.

C. Gejala-Gejala Skizofrenia
1. Dingin perasaanya, acuh tak acuh, tak ada reksi emosional pada orang dekatnya.
2. Melamun dan menyendiri, menghindari pergaulan
3. Mudah berprasangka, misal: ada orang yang sedang berbicara dan biasnya dikira membicarakan dirinya.
4. Sering terjadi salah tanggapan? Terhenti pikiran. Misal: berbicara kadang-kadang lupa apa yang dibicarakan, bicara satu masalah pindah ke masalah lain yang tak ada hubungannya.
5. Penderita banyak merasa putus asa dan ia merasa sebagai korban dari kejahatan orang/ masyarakat.
6. Keinginan menjauhkan diri dari masyarakat, tak mau makan/ minum.

D. Penyebab.
1. Belum diketahui, sementara peneliti menyatakan 60 % berasal dari keluarga yang pernah sakit jiwa. Jika salah satu orang tuanya pernah sakit jiwa 10 % keturunannya akan menderita, jika kedua-duanya sakit maka setengah dari anaknya akan sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar